Review “Along with the Gods: The Two Worlds”: Gambaran Tuhan dan Hari Pengadilan
Berita Baru, Film – Industri hiburan Korea Selatan sudah tak asing dengan cerita-cerita fantasi yang mengeksplorasi mengenai alam sesudah kematian. Drama serial terkenal seperti Guardian: The Lonely and Great God (2016) misalnya menampilkan konsep kematian, malaikat pencabut nyawa, jalan yang ditempuh manusia setelah kematian, dan semacamnya.
Film Along with The Gods: The Two Worlds (2017) menyuguhkan eksplorasi serupa. Bahkan dengan cerita yang apik, film ber-genre drama fantasi afterlife ini menjadi film kedua dengan pendapatan tertinggi di Korea Selatan.
Film ini diadaptasi dari komik webtoon dari Naver berjudul Along with the Gods yang dibuat oleh Joo Ho-min pada 2010. Komik aslinya memiliki 3 episode yaitu Afterlife, Life, dan Myth. Namun filmnya sendiri fokus pada episode Afterlife.
Sinopsis Along with the Gods: The Two Worlds
Seorang pemadam kebakaran yang hidupnya cukup sulit, Kim Ja-hong (Cha Tae-hyun), meninggal dunia ketika sedang bertugas dan dikawal menuju alam baka oleh tiga Penjaga yaitu Hae Won-maek (Joo Ji-hoo), Lee Deok-choon (Kim Hyang-gi), dan pemimpin mereka Gang-rim (Ha Jung-woo).
Meski meninggal sebagai seorang “paragon” atau sosok yang sempurna dan nyaris tidak berdosa, Ja-hong diharuskan mengikuti 7 pengadilan salam 49 hari. Jika ia berhasil melewati semua pengadilan itu, dia akan bereinkarnasi.
Di sisi lain, Ketiga Penjaga telah membuat perjanjian dengan Raja Yeomra. Jika dalam seabad mereka dapat membantu 49 jiwa untuk reinkarnasi, maka ketiganya akan diberi hak untuk reinkarnasi juga –sebuah momen yang mereka tunggu-tunggu. Sementara itu, Ja-hong adalah jiwa ke-48 yang mereka bantu.
Normalnya, terdapat 7 pengadilan yang meliputi pengkhianatan, kekerasan, tidak berbakti pada orangtua, pembunuhan, kemalasan, penipuan atau kebohongan, dan ketidakadilan. Sebagai “paragon,” tak semua pengadilan harus dilalui oleh Ja-hong, melainkan hanya pengadilan tertentu.
Setiap manusia menghadapi urutan pengadilan masing-masing dan urutan tersebut tak bisa ditebak. Namun yang jelas, pengadilan itu dimulai dari dosa teringan menuju dosa terberat.
Awalnya, para Penjaga meminta Ja-hong untuk bekerja sama karena jika Ja-hong lolos pengadilan dan bereinkarnasi, maka ketiga Penjaga akan lebih mungkin untuk mendapatkan kesempatan yang sama.
Ja-hong tidak tertarik untuk bereinkarnasi, namun ketika mendengar bahwa ia bisa menemui ibunya maka ia bersedia bekerja sama, meski dengan rintangan yang terjal dan nyaris dihukum oleh para dewa.
Review Along with the Gods: The Two Worlds
Tidak salah jika Along with the Gods mendapatkan penerimaan positif oleh penontonnya. Film ini memang memiliki cerita yang belum banyak dinarasikan dalam sinema Korsel. Sebuah kondisi yang kompleks pasca-kematian disuguhkan dengan cerita-cerita pendukung yang saling berkaitan sehingga menjadi utuh dan menarik.
Secara visual, film ini pun berhasil memikat penonton: gambaran alam baka dan pengadilan di akhirat, lengkap dengan makhluk-makhluk asingnya. Kisah petualangan manusia bersama “malaikat” atau Penjaga melewati pengadilan demi pengadilan juga menegangkan untuk disimak.
Along with the Gods: The Two Worlds menawarkan beberapa pesan moral bahwa, kita tidak pernah mengenal orang lain seutuhnya, ada sisi-sisi yang terdalam yang kita tak pernah tahu. Kita mungkin berpikir Ja-hong adalah lelaki baik, namun kemiskinan membuat Ja-hong hampir membunuh keluarganya. Pada titik ini, Tuhan atau dewa digambarkan sebagai sosok yang mau mendengar umatnya, memahami niat dan perspektif manusia.Along with the Gods juga banjir cameo, antara lain Kim Soo-ro, Kim Ha-neul, Kim Min-jong, dan Ma Dong-seok