Penjelasan Jokowi Soal Gaungkan Benci Produk Asing
Berita Baru, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar semua pemangku kebijakan mencintai produk Indonesia dan menggaungkan benci produk asing. Pernyataan itu menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan.
Jokowi menilai bahwa, pernyataan yang disampaikan dirinya dalam Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2021 kemarin, merupakan hal yang wajar agar Indonesia tidak ketergantungan dengan produk asing.
“Boleh saja kita ngomong tidak suka pada produk asing, masa tidak boleh kita tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing. Gitu aja ramai,” kata Jokowi dalam
Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional XVII HIPMI Tahun 2021, Istana Bogor, Jumat (5/3/2021).
Menurut Jokowi, pernyataan itu sebagai bentuk ajakan kepada para konsumen agar loyal terhadap produk-produk dalam negeri. Namun, ajakan itu juga harus dibarengi dengan harga yang kompetitif dan kualitas produk yang baik.
Dari sisi produsen, kata Jokowi, harus terus memperbaiki kualitasnya, packagingnya, dan desainnya agar bisa mengikuti tren. Jokowi merasa senang karena saat ini serat rayon dan biji plastik sudah dapat diproduksi di dalam negeri yang sebelumnya harus impor.
“Sekali lagi saya tegaskan bahwa, kita ini menganut keterbukaan ekonomi, menganut keterbukaan ekonomi. Tidak ada yang kita tutup-tutup. Tetapi saya tegaskan bahwa kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme tidak,” ujar Jokowi.
Jokowi juga menegaskan, Indonesia tidak boleh menjadi korban unfair practices dari perdagangan dunia. Namun demikian, Jokowi menyadari bahwa, teknologi di Indonesia masih belum kuat dan ia mempersilakan pengusaha mengambil teknologi dari perusahaan luar.
“Tapi produksinya di Indonesia yang diikuti tentu saja kita selalu mewajibkan untuk transfer teknologi dan kemampuan SDM kita untuk bisa mengikuti dan naik kelas, sehingga membuka lapangan kerja seluas-luasnya kepada masyarakat,” ucap Jokowi.
Oleh sebab itu, Jokowi ingin baik itu swasta dan pengusaha daerah agar bekerjasama dengan BUMN. Ia tidak ingin Indonesia hanya dijadikan pasar dan tidak mau praktek-praktek perdagangan yang membahayakan UMKM.
“Sekarang ini banyak praktek-praktek predatory pricing, hati-hati dengan ini bisa membunuh yang kecil-kecil. Itu yang sudah berkali-kali sudah saya sampaikan pada pak menteri khususnya pada Menteri Perdagangan agar ini betul-betul dipagari,” tandas Jokowi.