Ingatkan Pemegang Kekuasaan Politik, SBY: Jangan Jadi The Ugly
Berita Baru, Jakarta – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan kepada para pemegang kekuasaan politik agar menggunakan cara berpolitik yang bermoral dan beradab.
“Bagi siapa pun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apa pun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral dan lebih beradab,” kata SBY melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, Minggu (31/1).
Lebih lanjut, SBY menilai ada tiga golongan manusia, yakni baik, buruk dan jelek.
“Ada tiga golongan manusia, yaitu “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good” janganlah menjadi “the ugly”,” tegas SBY.
Sementara itu, terkait isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat, Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko membantah tudingan bahwa dirinya menjadi bagian dari upaya itu.
Moeldoko menegaskan, selama ini yang ia lakukan adalah menerima kunjungan sejumlah orang saja.
Menurutnya, kunjungan sejumlah orang ini, adalah hal yang biasa. Terlebih, ia menyebut statusnya sebagai jenderal TNI yang merupakan mantan Panglima TNI.
“Secara bergelombang mereka dateng, ya kita terima. Konteksnya apa saya juga gak ngerti. Dari obrolan-obrolan itu biasanya saya awali dari pertanian, karena saya suka pertanian,” demikian kata Moeldoko dalam video klarifikasinya, Senin (1/2).
Kendati demikian, Moeldoko tidak menyebutkan siapa orang yang datang kepadanya. Ia menyebut dalam kunjungan itu mereka curhat terkait situasi yang mereka hadapi di partai.
“Ya saya dengerin saja. Berikutnya ya, sudah dengerin saja. Saya sebenarnya prihatin dengan situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat,” kata Moeldoko.
Namun, kata Moeldoko, kemudian menyebut muncul isu bahwa ia berusaha mendongkel kepengurusan Partai Demokrat yang saat ini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyon. Padahal ia mengaku selama ini, ia hanya sebatas menerima tamu saja dan diajak berfoto bersama dengan mereka.
“Ya itulah menunjukan seorang jenderal yang tak punya batas dengan siapapun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan saja. Saya tak keberatan,” kata Moeldoko.
Secara tegas, Moeldoko mengatakan bahwa hal tersebut tidak terkait dengan Istana, khususnya Presiden Joko Widodo.