Mengenal 5 Fase Berduka Pasca Putus Cinta
“Putus lagi cintaku
Putus lagi jalinan kasih sayangku dengannya…”
Uhuk, kita mulai …
Berita Baru, Romansa – Rasa apa saja yang kamu alami ketika putus cinta? Sedih, kecewa, takut? Dalam kajian psikologi, putus cinta tergolong peristiwa kehilangan yang sangat berpengaruh dalam hidup.
Rasa sakitnya memang betul nyata, karena dalam kesakitan itulah sebagian dari diri turut hilang. Sudah terbiasa kencan setiap malam Minggu di kafe favorit, tiba-tiba sekarang bingung kalau malam Minggu harus ngapain? Terbiasa jalan-jalan ke pantai berdua ketika penat menggunung, lalu sekarang harus ke mana kalau lagi stres?
Guys, relax, itu normal.
5 Fase yang Dialami Saat Patah Hati
Psikolog Pingkan C Rumondor lewat bukunya, Bukan Move on Biasa, menuliskan bahwa Kubler-Ross, seorang pakar grief atau kesedihan mendalam akibat ditinggal oleh orang terdekat mengatakan, dia bakal mengalami lima fase berduka.
Pertama, penyangkalan atau denial. Di fase ini, orang belum bisa menerima fakta telah ditinggal oleh orang yang berharga baginya.
Tahap kedua adalah marah atau anger. Di tahap ini, orang mengalami kegusaran, mendadak sangat cemburu, dan benci pada semua hal. Rasanya, semua orang salah!
Itulah kenapa wajar jika pasca-kehilangan atau putus cinta, seseorang cenderung marah-marah. Jika ada kawanmu yang mengalami hal ini, mengertilah. Dia butuh meluapkan emosinya agar tak terpendam dan membusuk di hati.
Tahap ketiga adalah tahap yang cukup aneh, tapi ada, yaitu tahap menawar atau bargaining. Pada tahap ini, seseorang cenderung membuat dealing dengan dirinya sendiri, misalnya menjadi lebih baik dalam perbuatan sehari-hari agar dirinya dapat balikan dengan mantan.
Atau merayu Tuhan lewat doa-doa. Atau, merayu si mantan langsung dengan berkata, “Aku akan melakukan apa saja asal kamu mau bersamaku lagi.”
Ciaaaaaaaat~
Tahap keempat inilah yang cukup krusial, yaitu depresi. Pada tahap ini, seseorang mulai menyadari dirinya nggak bisa melakukan apapun selain menelan kepedihannya itu. Menurut Pingkan, fase depresi mungkin saja ditandai dengan nafsu makan menurun, susah fokus, tidak bergairah dan lebih sering menyendiri. Dalam benak hanya ada bayangan “mantan…”
Fase ini dialami oleh 40% orang yang putus cinta. Mereka mengalami depresi klinis, sementara 12%-nya mengalami gejala depresi menengah hingga depresi berat. Yang perlu diperhatikan adalah, jika hal ini berlangsung hingga dua minggu lebih, maka kamu perlu berkonsultasi dengan orang yang tepat.
Tahap penerimaan atau acceptance. Bisa dibilang, ini puncak dari 5 fase berduka akibat kehilangan. Di tahap ini, seseorang sudah terlalu lelah untuk marah dan mulai terbiasa dengan kondisi patah hatinya.
Biasanya, di fase ini, seseorang sudah merasa damai dan siap beranjak untuk melakukan hal-hal baru. Ia mulai bisa mengambil pelajaran dan peristiwa putus cinta yang baru dilaluinya, menyusun rencana baru, mimpi baru.
Namun perlu diketahui, fase-fase di atas tak selalu terjadi secara berurutan. Bisa jadi kamu tidak mengalami fase-fase tertentu dan mengalami fase yang lain. Bisa jadi seseorang langsung mengalami fase menawar atau depresi, atau secara bersamaan berada dalam fase menyangkal sekaligus marah.
Pingkan menekankan, langkah pertama untuk bisa sembuh dari rasa berduka akibat patah hati adalah menerima bahwa rasa sakit itu ada. Lalu, ambillah waktu untuk bersedih, sebelum bangkit dan melanjutkan hidup!