Review Film The Atonement: Sebuah Ikhtiar Menebus Dosa
Berita Baru, Film – Adalah Briony Tallis (Saoirse Ronan), remaja berusia 13 tahun yang menyukai putra pembantu keluarga, Robbie Turner (James McAvoy). Briony suka menulis. Suatu hari di musim panas, di hari kepulangan kakaknya, Leon (Pattrick Kennedy), Briony menulis sebuah drama yang rencananya akan ia tampilkan bersama saudaranya, Lola Quincey (Jona Temple) dan kedua sepupu kemba Lola.
Namun siang hari itu, Briony menyaksikan Robbie di kolam taman rumahnya berduaan dengan Cecillia atau Cee (Keira Knightley) dan ia pun mulai cemburu. Ia menebak, Robbie menyukai Cee -dan kenyataannya memang begitu. Diam-diam, Robbie dan Cee saling menyukai.
Karena melakukan kesalahan kepada Cee ketika mereka berada di kolam, maka Robbie berniat menulis surat hari itu juga guna meminta maaf. Malam itu Robbie diundang Leon ke acara dinner keluarga, niatnya sih surat itu dia titipkan ke Briony biar nanti waktu makan malam dia nggak canggung gitu ketemu Cee gara-gara sudah sempat bikin sebal.
Robbie menulis dua versi surat untuk Cee, dan surat yang ia titipkan lewat Briony adalah surat yang super romantis. Di sinilah, genderang perang kian bertabuh kencang.
Jelas penasaran dengan apa yang ditulis lelaki pujaannya kepada kakak perempuannya, maka Briony membuka surat itu sebelum memberikannya ke Cee. Kata-kata dalam surat itu begitu sensual, dan itu barangkali yang membuat api cemburu Briony kian berkobar. Dia memberikan surat itu pada Cee, namun Cee tahu Briony telah membacanya lebih dulu. Briony bahkan memberi tahu Lola soal surat Robbie dan mereka sepakat, seperti kata Lola: Robbie adalah sex maniac.
Di tengah acara makan malam, si Kembar kabur dari rumah. Briony, Cee, Leon, Lola, Robbie, semua berpencar mencari keduanya. Ketika sedang mencari, Briony menyaksikan seorang lelaki menyetubuhi Lola di tengah pekatnya malam.
Entah karena dia cemburu benar sehingga ia ingin balas dendam pada Robbie, atau memang dia seenak udel menafsirkan surat Robbie dan menganggap Robbie adalah sex maniac, ia bersaksi di depan polisi dan keluarganya bahwa Robbie-lah yang memperkosa Lola. Briony bahkan menyerahkan surat cinta Robbie untuk Cee kepada keluarganya. Dhuarrrrr!
Cee memahami betul adiknya. Dia berpesan pada polisi agar tidak terlalu percaya pada Briony karena Briony “rather fanciful.” Namun apa daya, anak pembantu tentu lebih mungkin menjadi pemerkosa dibanding pria hartawan, kan?
Gara-gara itu, Robbie dipenjara. Lalu, bagaimana kisah cintanya dengan Cee? Benarkah Robbie yang memerkosa Lola? Jika bukan, siapa dong?
“Fiksi” Dibalas Fiksi
Film ini bertolak dari kebohongan Briony mengenai pelaku pemerkosaan Lola. Kebohongan itu baginya mungkin hanya wujud kecemburuan sekaligus cintanya yang besar bagi Robbie. Briony memang remaja yang kebanyakan bergumul dalam dunia fiksi sehingga tak bisa jernih mengatakan apa yang haq di depan keluarganya. Ia seolah mereka adegan dan menyusun sebuah drama berdasarkan persepsi dan imajinasinya sendiri.
Yang jelas, kebohongan Briony mengakibatkan… keluarganya tercerai-berai. Cee menjauh dari keluarga, mengabdikan diri sebagai perawat di masa perang. Robbie ikut berperang dan terdampar di Perancis, menunggu dipulangkan. Cita-citanya menjadi dokter terpaksa gugur, karena justru kini tugasnya adalah menenteng senjata. Lola sendiri pada akhirnya tak menggubris Briony di hari pernikahannya.
Briony pada akhirnya, dan seharusnya, menanggung akibat dari kebohongan yang ia lakukan. The Atonement pada intinya mengisahkan upaya Briony untuk menebus kesalahannya. Ia membalas “fiksi” rekaannya di masa lalu dengan sebuah fiksi yang baru sebagai upaya permintaan maaf. Eh, apa maksudnya? Penasaran, kan? Tonton, lah.
Nuansa Perang
Berlatar belakan di era perang, The Atonement juga menyuguhkan adegan-adegan yang mewakili masa-masa mencekam itu. Pada satu adegan, ketika Robbie yang sedang berperang di Perancis berjalan menyusuri hutan mencari kawan-kawannya, ia menemukan mayat anak-anak perempuan terhampar di depannya.
Saat akhirnya bertemu dengan tentara-tentara lain, mereka pun ternyata masih kesulitan untuk pulang ke rumah karena harus menunggu datangnya kapal yang mengangkut mereka. Dan, jumlah mereka tidak sedikit. Di pinggir pantai itulah mereka terlantar menunggu kabar.
Di rumah sakit, tepatnya di tempat Briony bertugas, kita juga dapat menyaksikan sisi lain perang. Tentara-tentara korban perang tiba-tiba datang dalam keadaan berdarah-darah menanti untuk dirawat. Begitu banyak korban, begitu banyak kematian.
Adegan dimana seorang perawat bersembunyi di sebuah ruangan dan menangis, kiranya mampu mewakili fakta bahwa perang barangkali lebih dibicarakan sebagai upaya merebut kebebasan, menggunakan kekerasan, tanpa disadari betul bahwa banyak juga kehilangan yang perlu ditanggung, banyak penderitaan, baik dialami laki-laki maupun perempuan. Baik yang di garis depan, maupun yang merawat di ruangan.
Yang jelas, The Atonement adalah jenis film yang cocok kamu tonton ulang, kapan pun.