Usai Konflik Panjang, Puluhan Ribu Pengungsi Kembali ke Nagorno-Karabakh
Berita Baru, Internasional – Sejak terjalinnya kesepakatan damai, Sebanyak 25.000 pengungsi telah kembali ke rumah mereka di Nagorno-Karabakh. Laporan ini sebagaimana disampaikan Presiden Arayik Harutyunyan pada hari Minggu (22/11), seperti mengutip statistik resmi kawasan tersebut.
“Aliran ke Artsakh (Nagorno-Karabakh), kembalinya rekan senegara kami berjalan dengan cepat. Hanya dalam lima hari, 25.000 orang kembali, ini sesuai dengan pusat pendaftaran kami”, kata Harutyunyan saat bertemu dengan Perdana Menteri Armenia., Nikol Pashinyan.
Menurut presiden Republik Nagorno-Karabakh, pengungsi masih kembali. Khususnya mereka yang memiliki tempat tinggal kembali pada tahap pertama, sisanya akan kembali secara bertahap sehingga ada kesempatan untuk akomodasi dan penyelesaian masalah sosial. Selain itu, pusat tanggapan di Yerevan akan mencoba mengganti sejumlah biaya tinggal penduduk Karabakh di Armenia dan pembayaran utilitas.
“Tentu ada masalah terkait jalan dan keselamatan. Ini akan kita bicarakan,” tambah Harutyunyan.
Pashinyan, pada gilirannya, memfokuskan upaya pemulihan kehidupan normal di Karabakh, memastikan kembalinya para pengungsi dan menciptakan kondisi yang diperlukan bagi mereka.
Seperti dilansir dari Sputnik News, pemerintah Armenia sebelumnya mengatakan akan mengalokasikan sekitar $ 600 untuk penduduk permukiman Nagorno-Karabakh yang sekarang berada di bawah kendali Azerbaijan. Agar memenuhi syarat untuk menerima dana, orang harus tinggal di daerah yang disebutkan di atas setidaknya selama tiga bulan sebelum 27 September – hari ketika permusuhan baru-baru ini meletus, kata pemerintah.
Awal bulan ini, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, menandatangani kesepakatan gencatan senjata baru, yang ditengahi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah berminggu-minggu bermusuhan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Di bawah perjanjian tersebut, Azerbaijan mempertahankan kendali atas wilayah yang direbutnya selama enam minggu konflik, sementara Rusia mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di sepanjang garis kontak pihak yang bertikai dan di Koridor Lachin yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia. Armenia juga setuju untuk menyerahkan semua wilayah penyangga mayoritas Azeri di sekitar Nagorno-Karabakh yang telah berada di bawah kendali de facto sejak 1994.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Moskow mengharapkan badan kemanusiaan PBB untuk bergabung dalam upaya Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk mengatasi masalah kemanusiaan di Karabakh, demi melestarikan warisan kemanusiaan setempat.
Presiden ICRC Peter Maurer mengatakan kepada Sputnik awal pekan ini bahwa komite tersebut bekerja untuk memastikan pengiriman bantuan kepada kelompok-kelompok terlantar dan memfasilitasi pertukaran tahanan dan jenazah di Nagorno-Karabakh setelah gencatan senjata yang ditengahi Rusia.