Serunya Ibu-Ibu di Gresik, Panen Sayur di Kebun Hidroponik
Berita Baru, Gresik – Para Srikandi ibu-ibu tangguh dari Kelurahan Sekardadu, Kecamatan Kebomas, Gresik melakukan panen di Kebun Hidroponik, Jum’at (2/10). Hasil panen yang melimpah tersebut mereka gunakan untuk kebutuhan kelompok pribadi.
Kelompok yang menamakan diri sebagai Komunitas Wandarling (Wanita Sadar Lingkungan), ini memulai membuat kebun model penanaman hidroponik dengan modal patungan dari anggota kelompok. Modalnya pun cukup ekonomis, tidak sampai ratusan juta rupiah.
Selain itu, lahan yang mereka miliki juga tergolong kecil, sehingga jumlah sayuran yang bisa dipanen terbatas.
“Karena hasilnya sedikit, hasil panennya kita jual murah kepada anggota kelompok sendiri. Nanti uang dari anggota tersebut akan masuk lagi ke kas kelompok dan akan digunakan untuk membeli segala kebutuhan cocok tanam,” terang Ketua Wandarling, Fitri.
Fitri menjelaskan, masa panen dilakukan setiap lima bulan sekali. Untuk tanaman yang mereka tanam diantaranya Kangkung, Sawi Daging, Tomat, Selada Keriting, Selada Merah. Hasil dari panen sangat membantu terutama di saat masa pandemi seperti sekarang.
Ditambah lagi, harga sayur di pasaran tergolong lebih mahal dari pada hasil sayur Hidroponik yang mereka tanam. Selain sehat, harganya juga murah.
Fitri berharap, dapat mendapatkan lahan lebih besar dari warga yang bersedia memberikan lahan tanpa sewa. Dengan demikian hasil panen Hidroponik yang lebih besar diharapkan akan bisa memenuhi kebutuhan orang satu kampung hingga ke kampung tetangga.
“Harapannya kita dapat mengembangkan Tanaman Hidroponik ini. Selain membantu mencukupi kebutuhan sayur, jika ada yang bersedia memberikan lahan secara gratis tanpa sewa bukan tak mungkin akan membantu keuangan ibu-ibu setempat. Nanti lahannya kan bisa lebih besar dan hasil lebih banyak dan tidak terbatas seperti sekarang, jadi bisa sebagian kita jual untuk warga. Selain itu, kan enak juga kalau bisa membantu kebutuhan sayur sehat dengan harga murah. Apalagi masa-masa pandemi seperti ini semuanya mahal. Jadi bisa iritlah ya,” sambungnya.
Sayuran hidroponik, lanjut Fitri, berbeda dengan sayuran yang menggunakan metode tanam lainnya. Karena hidroponik bebas dari pestisida dan lebih bersih, sayuran hidroponik juga terbukti lebih awet saat disimpan di lemari es, tidak mudah layu dan bertahan lebih lama dibandingkan sayuran dengan metode tanam jenis lain.
Bertanam hidroponik tergolong mudah hanya membutuhkan wadah yang dilubangi berdiameter lima sentimeter. Fungsi lubang itu yaitu digunakan menaruh net pot hidroponik untuk tempat berpijak tanaman.
“Masa tanamnya juga tergolong cepat. Untuk sayuran kangkung dibutuhkan waktu kurang lebih 25 hari dan sudah bisa dipanen. Sedangkan, untuk sawi daging dan selada serta selada merah dibutuhkan waktu sampai 24 hari,” Imbuhnya.
Para Srikandi ini juga tetap melakukan kegiatan tanam Hidroponik meski sedang pandemi, dengan tetap mentaati protokol kesehatan.
Bagi mereka, berkebun adalah kebutuhan. Sama seperti tubuh yang membutuhkan sayuran sebagai sumber Alkaline dan serat, serta berbagai macam zat lainnya.