CEO Huawei Diharapkan Menanggapi Sanksi AS di Konferensi Tahunan
Berita Baru, Internasional – CEO Grup Bisnis Konsumen Huawei, Chengdong Richard Yu akan menyampaikan pidato utama pada konferensi pengembang tahunan mereka di Dongguan pada hari Kamis (10/9) besok.
Dikutip dari Reuters, pidato Yu itu diharapkan berisi tanggapan resmi pertama dari Huawei terhadap upaya pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk melarang akses Huawei kepada beberapa produsen chip.
Pada Agustus kemarin, AS memperluas sanksi sebelumnya kepada Huawei di mana sanksi itu bertujuan untuk mencegah Huawei mendapatkan chip atau semikonduktor tanpa lisensi khusus.
Lisensi khusus yang dimaksud tersebut termasuk chip yang dibuat oleh perusahaan asing yang telah dikembangkan atau diproduksi dengan perangkat lunak atau teknologi AS.
Langkah AS itu kemudian dinilai oleh para pengamat sebagai upaya AS untuk menghambat Huawei menjadi ‘produsen ponsel pintar terbesar dunia’. Bahkan ada beberapa yang menganggap dengan diberlakukannya sanksi itu, AS ingin ‘menghancurkan’ bisnis ponsel pintar Huawei.
Hubungan antara AS dan China sendiri dalam beberapa dekade ini berada dalam kondisi yang buruk. Terutama pada saat-saat ini, di mana AS dan China saling bersiteru dalam berbagai bidang, mulai dari Huawei, konflik Laut China Selatan, virus korona, perjanjian nuklir dan sebagainya.
Dengan dasar bahwa Huawei akan menyerahkan data pengguna teknologinya kepada pemerintah China, Washington juga terus mendorong pemerintah di seluruh dunia, terutama sekutu-sekutunya.
Huawei dan Beijing berulang kali membantah ‘tuduhan’ AS ini. Dan pihak Huawei sampai sekarang secara resmi belum menanggapi sanksi terbaru AS pada bulan Agustus.
Huawei malah mengungkapkan kemajuannya dalam mengembangkan sistem operasi Harmony.
Harmony merupakan platform multi-perangkat di seluruh jam tangan, laptop, dan ponsel. Jadi Harmony bukan seperti sistem operasi Android atau iOS, karenanya, Harmony ini bukan ‘penantang’ untuk sistem operasi seluler Android Google atau iOS.
Harmony pertama kali diluncurkan pada konferensi pengembang tahun 2019.
“Kami akan memperkenalkan komunitas ke berbagai perkembangan teknologi baru, termasuk HMS Core 5.0 dan EMUI 11, dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi secara langsung dan terbuka dengan teknisi kami dan manajemen teknologi baru dan peluang pasar ini,” kata juru bicara Huawei, mencatat bahwa teknologi itu memiliki 1,6 juta pengembang di seluruh dunia.
Mengingat perseteruan awal antara Huawei dan AS, pada bulan Mei 2019 lalu, Huawei dimasukkan dalam daftar hitam entitas AS.
Hal itu kemudian melarang Google memberikan dukungan teknis untuk model ponsel Huawei baru yang menggunakan Android, dan dari Layanan Seluler Google (GMS), paket layanan pengembang yang menjadi dasar sebagian besar aplikasi Android.
Sebagai tanggapan, Huawei fokus pada aplikasi HarmonyOS di perangkatnya di masa depan.
seperti perangkat yang dapat dikenakan dan layar pintar, daripada di bisnis ponsel cerdas yang sangat dipengaruhi oleh tindakan AS, kata Will Wong, seorang analis konsultan IDC.
Will Wong, seorang analis konsultan IDC mengatakan, Huawei tidak ingin menghadirkan HarmonyOS sebagai alternatif atau saingan dari Android Google yang asli menjelang pemilihan umum AS pada November, dengan harapan dapat memperoleh kembali akses ke Google setelah itu.
Sementara itu, Tarun Pathak, seorang analis industri di Counterpoint, mengatakan bahwa tantangan utama bagi Huawei adalah menunjukkan bahwa AppGallery dan Layanan Seluler Huawei miliknya dapat mengintegrasikan aplikasi lokal dari berbagai negara dan wilayah.
“Kurangnya layanan Google berdampak serius terhadap daya tarik perangkat ini terhadap pesaing yang menjalankan Android versi komersial penuh,” katanya.