Pengadilan Iran Hukum Mati 3 Tersangka Demonstrasi November
Berita Baru, Internasional – Selasa (14/7), Pengadilan Iran mengatakan akan menghukum mati tiga orang tersangka terkait aksi demonstrasi Iran pada November 2019 yang dipicu oleh kenaikan harga bensin.
Hukuman itu dikonfirmasi oleh Jubir Mahkamah Agung Iran Gholamhossein Esmaili setelah para terdakwa dan pengacara mereka mengajukan banding.
Meski Esmaili tidak menyebut nama para terdakwa, namun ia mengatakan dua orang ditangkap saat ‘perampokan senjata’ dengan bukti yang ada di ponsel mereka saat mereka membakar bank, bus dan bangunan lainnya saat kerusuhan terjadi.
Demonstrasi November 2019 iran terjadi tanggal 15 karena pemerintah Iran menaikkan harga bahan bakar dua kali lipat di tengah sanksi keras yang diberikan AS. Berlangsung di di ratusan kota Iran, demonstrasi itu akhirnya berlangsung hampir di seluruh negara.
Saat demonstrasi berujung kerusuhan itu terjadi, ratusan pom bensin dibakar, kantor polisi dihancurkan dan toko-toko dijarah serta kerusakan lainnya. Jaringan internet dipadamkan total.
“Mereka telah merekam semuanya dengan berani, dan mengirim (rekaman) ke beberapa kantor berita asing,” kata Esmaili dalam sebuah video yang dirilis oleh televisi pemerintah, dilansir dari Naharnet.
“Mereka sendiri telah memberikan bukti terbaik,” imbuh Esmaili.
Namun, Esmaili mencatat bahwa putusan akhir Mahkama Agung Iran masih bisa berubah jika terjadi ‘proses yang luar biasa’, mengingat adanya klausa hukum yang dapat memicu sidang ulang jika dianggap perlu oleh ketua pengadilan.
Menurut surat kabar Shargh, Sabtu (11/7), tiga orang yang akan dihukum mati itu adalah Amirhossein Moradi (penjual ponsel, 26 tahun), Said Tamijidi (mahasiswa, 28 tahun), dan Mohammad Rajabi (26 tahun).
Pihak berwenang Iran menyalahkan demonstrasi dan kekerasan itu pada ‘penjahat’ yang didukung oleh musuhnya Amerika Serikat, Israel dan Arab Saudi.
Terkait jumlah korban dalam demonstrasi itu secara resmi berbulan-bulan tidak pernah dipublikasikan oleh pihak berwenang karena pihaknya tidak mau memberikan ‘jalan tol’ pada media asing dan ‘daging segar’ pada kelompok hak asasi manusia.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International yang berbasis di London menyebut jumlah kematian atas kerusuhan itu adalah 304. Lalu kelompok hak asasi manusia independen dari PBB mengatakan pada Desember bahwa jumlah korban meninggal dalam demonstrasi itu 400 orang termasuk 12 anak-anak yang terbunuh.
Sementara itu, Amerika Serikat menyebut jumlah korban meninggal mencapai 1.000 orang.
Sampai sekarang, jumlah kematian yang resmi belum dikeluarkan oleh pihak berwenang. Namun, pada Juni 2020, anggota parlemen senior Iran mengatakan jumlah korban meninggal akibat demonstrasi itu mencapai 230 orang, dan ribuan lainnya luka-luka.