Lockdown Dilonggarkan, Tingkat R COVID-19 Inggris Melonjak di Atas 1
Berita Baru, Internasional – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kini tengah bergulat dengan segala resiko untuk melonggarkan status lockdown di Inggris. Beberapa warga Inggris bahkan menyarankan bahwa lockdown tidak lagi diperlukan.
Namun, pada Jumat (12/6), UK Government Office for Science menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa tingkat R COVID-19 di Inggris sudah di atas angka 1. Ini berarti, epidemi COVID-19 tumbuh atau mengalami kenaikan.
Tingkat R COVID-19 adalah jumlah rata-rata infeksi sekunder yang dihasilkan oleh 1 orang yang terinfeksi. Angka R 1 berarti rata-rata setiap orang yang terinfeksi akan menginfeksi 1 orang lain. Jika R adalah 2, rata-rata, setiap orang yang terinfeksi menginfeksi 2 orang lagi. Jika R adalah 0,5 maka rata-rata untuk setiap 2 orang yang terinfeksi, hanya akan ada 1 infeksi baru. Dan jika tingkat R lebih besar dari 1, berarti epidemi tumbuh, jika R kurang dari 1 epidemi menyusut.
Data terbaru bertanggal 12 Juni, menunjukkan bahwa tingkat R berada di antara angka 0,8 dan ambang kritis 1 khusus di wilayah Inggris, dan di angka 0,7 hingga 0,9 untuk keseluruhan Inggris.
Data menunjukkan bahwa wilayah dengan tingkat R tertinggi di Inggris adalah wilyah barat daya Inggris, di mana kira-kira berada di angka antara 0,8 dan 1,1.
Tingkat R dapat berubah seiring waktu. Misalnya, tingkat R turun ketika ada pengurangan jumlah kontak antara orang-orang, yang mengurangi transmisi. Namun, ini bukan angka yang pasti, ini hanya merupakan perkiraan dari perhitungan.
Misalnya, menurut data, wilayah timur Inggris merupakan wilayah dengan tingkat R terendah, dengan tingkat R masih berkisar di angka antara 0,7 sampai 0,9. Angka ini masih bisa berubah.
Selain itu, tingkat R bukan satu-satunya ukuran epidemi yang penting. R menunjukkan apakah secara keseluruhan epidemi cenderung menjadi lebih besar atau lebih kecil tetapi tidak seberapa besar itu.
Dilansir dari Sputnik, selama konferensi pers harian pemerintah Inggris tentang COVID-19, pada Jumat (12/6), Sekretaris Transportasi Grant Shapps mengatakan bahwa Boris Johnson “tidak akan mengesampingkan apa pun” ketika ditanyai tentang kemungkinan memberlakukan status lockdown terlokalisasi, di mana hanya berlaku di wilayah yang mempunyai tingkat R melebihi 1.
Selain itu, Shapps juga tampaknya menepis kekhawatiran akan meningkatnya jumlah pasien COVID-19, sekalipun itu di wilayah barat daya Inggris yang mempunyai tingkat R tertinggi. Shapps mengatakan bahwa dia percaya wilayah itu masih dianggap aman.
Menurut UK Government Office for Science, jumlah orang yang saat ini terinfeksi COVID-19 serta dapat menularkannya, merupakan data yang sangat penting.
Sekretaris Kesehatan Inggris Matthew Hancock mengakui minggu lalu bahwa jumlah kasus COVID-19 di Inggris lebih tinggi di beberapa wilayah.
Mendapati hal itu, Hancock menyarankan agar dilakukan lockdown terlokalisasi di mana hanya lokasi-lokasi tertentu yang mempunyai kasus dan tingkat R COVID-19 yang tinggi diberlakukan lockdown.
“Anda benar bahwa tingkat R mendekati 1 di wilayah Barat Selatan dan di Barat Laut, saran dari SAGE (Scientific Advisory Group for Emergencies) adalah bahwa tingkat R berada di bawah satu di semua wilayah,” tegas Hancock.
Hancock kemudian menyebutkan bahwa SAGE ingin lebih mempunyai pendekatan yang efektif dalam menanggulangi lockdown di wilayah loka di mana wilayah itu sedang mengalami peningkatan kasu.
“Kami memiliki sistem yang kami siapkan dengan kombinasi Public Health England dan Joint Biosecurity Centre yang baru, bersama dengan para direktur lokal kesehatan masyarakat yang memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dalam sistem, untuk memastikan jika ada gejolak lokal ada kuncian lokal,” Imbuhnya.
Sementara itu, pada Jumat (12/6), Kantor Statistik Nasional Inggris juga mengatakan bahwa persentase keseluruhan orang di seluruh Inggris yang telah terinfeksi virus korona mengalami penurunan.
Pada akhir April, persentasi orang di Inggris yang positif COVID-19 sekitar 0,4 persen. Dan pada tanggal 7 Juni, menunjukkan angka 0,06 persen.
Secara total, menurut data pada Jumat (12/6), jumlah orang yang meninggal akibat virus korona di Inggris berjumlah 41.481 orang, dan jumlah kasus terkonfirmasi lebih dari 293.000.