Akibat Banjir Rob, Ratusan Warga Pekalongan Mengungsi

Berita Baru, Jakarta — Banjir rob akibat gelombang tinggi air laut merendam ratusan rumah warga di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (1/6). Kenaikan volume banjir semakin meninggi dalam sepekan terakhir, hingga hari ini, Rabu (3/6), air yang menggenangi pemukiman warga tak kunjung surut.

“Semakin tambah parah banjirnya dari kemarin-kemarin, belum sempat surut dari 5-6 hari, ya segini saja, kadang naik lagi airnya,” kata Edi Usman, dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Rabu (3/6).

Edi merupakan warga Kelurahan Slamaran Kecamatan Pekalongan Utara. Slamaran merupakan keluarahan yang paling parah terkena terdampak banjir rob di pesisir pantai Utara. Edi tidak menyangka banjir akan menggenangi rumahnya karena selama ini wilayahnya sudah lama terbebas dari banjir.

“Baru ini [terjadi banjir] selama 35 tahun, baru kali ini,” ujarnya.

Ketinggian banjir akibat naiknya permukaan air laut bervariasi, namun rata-rata banjir dengan ketinggian 70 sentimeter atau setinggi paha orang dewasa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan menyampaikan behwa per Rabu (3/6) ada sekitar 150 warga di sejumlah kelurahan mengungsi dan dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Sasmitha, Kepala BPBD Kota Pekalongan juga mengatakan hingga saat ini pihaknya tengah prediksi ancaman banjir rob yang akan memuncak pada pertengahan Juni ini. Sehingga, pihak BPBD Pekalongan terus melakukan tindakan antisipasi kesiagaan bencana, salah satunya yaitu dengan memberikan peringatan, menyiapkan logistik dapur umum dan tempat pengungsian yang layak.

“Dalam bulan ini ya, bahkan tanggal 11, 12 dan 13, itu angkanya lebih tinggi. Logikanya, kalau angka lebih tinggi dampaknya [banjir rob] lebih besar. Kita masih mengantisipasi lah, kita selalu berjaga-jaga,” jelasnya.

Sasmitha menegaskan setidaknya terdapat tujuh kelurahan di tiga kecamatan yang terdampak banjir rob. Tiga kecamatan tersebut yakni Pekalongan Utara, Pekalongan Barat dan sebagian Pekalongan Timur.