Disebut Mendapat Tekanan China, WHO Bantah Tuduhan Media Jerman
Berita Baru, Internasiol – Seperti halnya Presiden Trump yang menyebut WHO merupakan boneka China, media Jerman Der Spiegel juga menyebut bahwa Presiden Xi Jinping telah ‘menekan’ Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom agar menyembunyikan informasi dan data tentang virus korona pada akhir bulan Januari.
Dalam berita yang dibuat oleh Der Spiegel, disebutkan bahwa mereka mengutip informasi dari Bundesnachrichtendienst (BND) atau badan intelijen luar negeri Republik Federal Jerman.
Mengutip The Local, Der Spiegel dalam situsnya menulis, “Dalam panggilan telepon bertiti masa 21 Januari, Presiden China Xi Jinping meminta kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk menahan informasi tentang penularan dari orang ke orang dan menunda peringatan pandemi.”
Namun pada hari Sabtu (9/5), melalui website resminya, WHO memberikan pernyataan yang membantah berita dari Der Spiegel. Dalam pernyataan itu, disebutkan bahwa berita dari Der Spiegel itu tidak berdasar dan tidak benar.
“Dr. Tedros dan Presiden Xi tidak berbicara pada 21 Januari dan mereka tidak pernah berbicara melalui telepon. Laporan yang tidak akurat tersebut mengalihkan dan mengurangi upaya WHO dan dunia untuk mengakhiri pandemi COVID-19,” tulis pernyataan WHO di situs resminya.
Lebih lanjut, untuk menunjukkan ketidakbenaran berita dari Der Spiegel, pernyataan WHO juga menyebutkan bahwa China mengkonfirmasikan penularan COVID-19 dari manusia ke manusia pada 20 Januari. Itu berarti sehari sebelum panggilan telpon yang dituduhkan pada Presiden Xi Jinping dan Dr. Tedros.
Selain itu, para ilmuan dan dokter China pertama kali memperingatkan bahwa COVID-19 bisa menular dari manusia ke manusia dimungkinkan pada malam 14-15 Januari, satu minggu sebelum percakapan telepon mereka.
Lalu WHO sendiri mulai mengumumkan keadaan darurat global kesehatan masyarakan yang menjadi perhatian internasional 10 hari setelah China mengkonfirmasi penularan COVID-19 bisa dilakukan dari manusia ke manusia.
Oleh karena itu, WHO menyatakan bahwa berita Der Spiegel–yang memuat percakapan telepon antara Presiden Xi Jinping dan Dr. Tedros–itu tidak benar dan tidak berdasar.
Menurut Der Spiegel, Presiden Xi Jinping meminta WHO untuk menunda publikasi informasi tentang kemampuan penyebaran COVID-19 dari manusia ke manusia dan menunda mengumumkan keadaan darurat global.
Lebih lanjut, menurut dugaan dari BND, pemerintah China butuh waktu penundaan selama 4 hingga 6 minggu untuk menyelesaikan masalah penyebaran virus korona di negaranya.
BND Ragugak Tuduhan AS
Mengutip Sputnik, Politisi AS, termasuk Presiden Trump mengklaim bahwa COVID-19 merupakan virus yang lepas dari laboratorium Wuhan dan menuduh China menyembunyikan dan memalsukan data terkait COVID-19 serta melakukan konspirasi bersama WHO.
Presiden Trump juga mengintruksikan kepada pemerintah AS untuk menghentikan pendaan kepada WHO. WHO kemudian menyesali sikap dan langkah yang diambil Presiden Trump ini terutama di tengah pandemi global yang sedang berlangsung.
China berulang kali membantah tuduhan ini. Namun Presiden Trump tetap tak percaya dan mengancam China dengan sanksi-sanksi ekonomi.
Terkait tuduhan AS terhadap China dan WHO, pada tanggal 8 Mei, Der Spiegel mempublikasikan berita yang mengatakan bahwa BND meragukan tuduhan AS terhadap China tentang COVID-19.
Tudahan AS terhadap China mengatakan bahwa COVID-19 adalah ciptaan China di Laboratorium Wuhan. Tuduhan itu didasarkan AS pada informasi dari aliansi intelejin “Five Eyes” (FVEY). Namun, hingga kini tidak ada satupun anggota “Five Eyes” yang siap menjamin dan mengkonfirmasi informasi tersebut. Karena itu, BND meragukan tuduhan yang sering digaung-gaungkan Presiden Trump.