Profil Kim Yo Jong, Calon Pengganti Terkuat Kim Jong Un
Berita Baru, Internasional – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan meninggal dunia, jika kemungkinan terburuk itu terjadi maka kandidat terkuat untuk menggantinya menjadi pemimpin Korut adalah adiknya, Kim Yo Jong.
Kim Yo Jong merupakan adik perempuan Kim Jong Un. Karirnya bermula saat mengemban tugas sebagai penyedia asbak saat istirahat di KTT nuklir. Namun, kini Kim Yo Jong sudah menjadi salah satu tokoh terpenting Korea Utara bersana Kim Jong Un.
Kim Yo Jong mulai masuk ke rezim pemerintahan Korea Utara dimulai pada akhir 1990-an, ketika ia bersekolah di SD Berne, Swiss, bersama Kim Jong Un.
Selama bersekolah disana menurut laporan North Korea Leadership Watc mereka tinggal di rumah pribadi, dan dijaga staf, serta diawasi pengawal.
Profil masa kecil Kim Yo Jong sedikit sekali diketahui. Namun, ia diketahui lulus sebagai sarjana ilmu komputer di Universitas Kim Il Sung Pyongyang pada 2007.
Sejak kelulusannya dari bangku kuliah, Kim Yo Jong mulai memainkan peran kecil dalam partai yang berkuasa.
Kim Yo Jong dikabarkan menikahi Choe Song pada Januari 2015. Kim Yo Jong juga dikatakan terlibat dalam kenaikan Kim Jong Un sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara, setelah Kim Jong Il menderita sakit pada 2008.
Kemudian Kim Yo Jong mulai 12 April 2020 dipulihkan lagi ke badan pembuat keputusan utama yang menandai kenaikannya di Korea Utara.
Laporan The Guardian yang dikutip Kompas.com mengabarkan, Kim Yo Jong adalah otak di balik citra publik Kim yang dibangun dengan hati-hati, baik di dalam maupun luar negeri.
Mendapat Kepercayaan Kakaknya
Kemudian, Kim Yo Jong mendapat kepecayaan absolut dari kakaknya, dan secara tidak langsung juga menjadi kepala staf Kim Jong Un.
Sementara, kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA pada Sabtu (11/4) melaporkan, Kim Yo Jong diangkat kembali sebagai anggota pengganti Biro Politik Komite Sentral dalam perombakan pejabat tinggi.
Dalam laporan KCNA juga disebutkan, pertemuan penunjukan itu dipimpin langsung oleh Kim Jong Un.
Ahn Chan-il seorang pembelot dan peneliti Korea Utara di Seoul kepada AFP mengatakan pemulihan Kim Yo Jong merupakan kebangkitannya dalam hierarki Korea Utara
Pada 2018 Kim Yo Jong sempat bertindak sebagai utusan Kim Jong Un saat Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang. Hal itu menandai pemulihan hubungan diplomatik secara cepat di negara-negara semenanjung Korea.
Selain itu, Kim Yo Jong juga sering disorot kamera bersama Kim Jong Un dalam pertemuan dengan Trump maupun Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Sejak beberapa bulan terakhir, anak bungsu Kim Jong Il itu juga mulai mengeluarkan pernyataan penting politik atas namanya sendiri. Menurut analis hal itu menegaskan peran sentralnya dalam peringkat politik Korut.
Kim Yo Jong juga diangkat sebagai wakil pertama direktur departemen Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa,
Dinilai Bisa lebih kejam
Seorang Profesor Natasha Lindstaedt, dilansir Daily Mirror yang dikutip Kompas.com, Sabtu (25/4) mengatakan posisinya sebagai perempuan tak menjadi penghalang menjadi tiran baru jika nanti memimpin.
Natasha juga mengatakan, jika Kim Yo Jong menjadi penggati Kim Jong Un maka tradisi keluarga Kim Il Sung sejak 1948 tidak akan berubah
“Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan,” terangnya.
Menurutnya, rakyat Korut melihat keluarga Kim sebagai wakil tuhan di dunia yang akan membantu mengurus kehidupannya.
Bulan lalu, menurut laporan The Guardian Kim Yo Jong membuat pernyataan publik pertamanya. Ia mengecam Korea Selatan sebagai “gonggongan anjing yang ketakutan” setelah Seoul memprotes latihan militer langsung Korea Utara
menurut Youngshik Bong seorang peneliti di Institut Studi Korea Utara Universitas Yonsei di Seoul mengatakan pernyataan politik atas nama Kim Yo Jong menggambarkan peran sentralnya dalam rezim,
“Ini mengungkapkan bahwa Kim Jong Un mengizinkannya untuk menulis dan mengumumkan pernyataan pedas tentang Korea Selatan dengan pendapat pribadi. Dia jelas siap untuk membiarkan adiknya menjadi alter egonya,” ujarnya.
Menurut The Guardian, dibalik penampilan feminimnya Kin Yo Jong ia masuk dalam daftar hitam internasional karena pelanggaran hak asasi manusia.
Pada 2017 Kim Yo Jong dan beberapa perjabat Korut lainnya disebut turut andil dalam sejumlah pelanggaran HAM di negara tersebut.