Sekjen PBB Sampaikan Kekhawatiran atas Krisis Kelaparan di Sudan
Berita Baru, Sudan – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyatakan kekhawatirannya atas semakin parahnya situasi ketahanan pangan di Sudan. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (24/12/2024), sebagaimana di kutip dari laman Xinhua News. Guterres menyerukan akses yang cepat dan tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan kepada masyarakat terdampak.
“Lebih dari separuh populasi di Sudan, sekitar 24,6 juta orang, kini menghadapi kerawanan pangan akut yang sangat tinggi,” ujar juru bicara Guterres, mengutip data terbaru yang didukung oleh evaluasi PBB. Kondisi ini terjadi setelah Sudan mengalami konflik berkepanjangan selama lebih dari 20 bulan.
Laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan kelaparan telah melanda lima wilayah di Sudan, termasuk kamp pengungsi Zamzam di Darfur Utara dan sebagian area Pegunungan Nuba Barat. Laporan tersebut memperingatkan bahwa krisis ini akan meluas, dengan lima wilayah tambahan diproyeksikan menghadapi kelaparan antara Desember 2024 hingga Mei 2025.
PBB dan mitra-mitranya telah meningkatkan pengiriman bantuan pangan serta dukungan lainnya untuk masyarakat yang paling rentan. Namun, konflik yang masih berlangsung dan pembatasan pergerakan logistik serta personel bantuan terus menjadi hambatan besar bagi operasi kemanusiaan.
“Kami mendesak semua pihak untuk memastikan akses cepat, aman, tanpa hambatan, dan berkelanjutan bagi bantuan kemanusiaan, agar dapat menjangkau mereka yang sangat membutuhkan,” tegas Guterres dalam pernyataan resminya.
Selain itu, Sekjen PBB menekankan pentingnya penghentian pertikaian secara segera dan pencegahan eskalasi krisis Sudan, termasuk dampaknya terhadap negara-negara tetangga. Ia juga meminta kerja sama internasional untuk mendukung penyelesaian konflik secara damai melalui gencatan senjata permanen.
“Dukungan global sangat dibutuhkan, baik untuk menyelesaikan konflik ini secara damai maupun untuk meningkatkan pendanaan bagi aksi kemanusiaan,” tambah Guterres.
Krisis di Sudan terus menjadi perhatian dunia, dengan jutaan nyawa terancam oleh kelaparan dan kekerasan. Upaya internasional untuk mengatasi situasi ini menjadi semakin mendesak guna mencegah memburuknya kondisi di kawasan tersebut.