FC Barcelona: Klub Koperasi yang Menginspirasi Dunia

Beritabaru.co – FC Barcelona, dikenal sebagai Barça, bukan hanya klub sepak bola biasa. Slogannya, Més que un club! atau “lebih dari sekadar klub,” mencerminkan filosofi dan sistem unik yang menjadikan Barcelona sebagai salah satu organisasi olahraga paling berpengaruh di dunia.

Sebagai klub sepak bola terkaya dengan pendapatan bersih tahunan sekitar 7,5 triliun dolar AS, FC Barcelona tidak hanya sukses di lapangan tetapi juga memelopori prinsip demokrasi koperasi yang menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Filosofi FC Barcelona: Lebih dari Sekadar Klub Sepak Bola

Didirikan pada tahun 1899 di Barcelona, Barça dimiliki oleh sekitar 180 ribu anggota yang memiliki hak suara setara dalam menentukan kebijakan klub. Sistem koperasi ini memastikan bahwa klub tidak dikendalikan oleh segelintir investor, melainkan oleh masyarakat luas, termasuk para penggemarnya yang mencapai 160 juta orang di seluruh dunia.

“Berkeadilan dan fair” adalah filosofi yang diajarkan kepada setiap pemain sejak usia dini. Klub ini tidak hanya fokus pada sepak bola, tetapi juga mencakup 13 cabang olahraga lainnya seperti basket dan hoki. Prinsip keanggotaan terbuka dan sukarela, sebagaimana koperasi yang berhasil, menjadi inti dari manajemen FC Barcelona.

Kesuksesan FC Barcelona di Lapangan dan Manajemen

Di lapangan hijau, FC Barcelona memiliki sejarah gemilang. Hingga kini, klub ini telah memenangkan:

• 26 gelar La Liga
• 30 Copa del Rey
• 5 Liga Champions
• Rekor 4 Piala Winners UEFA
• 3 Piala Dunia Antarklub FIFA
• Rekor 3 Piala Inter-Cities Fairs

Prestasi ini menjadikan Barcelona sebagai salah satu klub sepak bola tersukses di dunia. Namun, yang membedakan Barça adalah bagaimana mereka memadukan prestasi di lapangan dengan manajemen berbasis koperasi yang transparan.

FC Barcelona: Klub Koperasi yang Menginspirasi Dunia

Sebagai klub koperasi, FC Barcelona menerapkan prinsip-prinsip yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi. Setiap anggota memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam rapat anggota, termasuk untuk posisi presiden dewan direksi. Bahkan, seorang presiden klub sekalipun dapat diganti jika 20 persen anggota mengajukan mosi tidak percaya, seperti yang terjadi pada Josep Maria Bartomeu baru-baru ini.

Selain itu, Barcelona menjaga independensinya dengan jarang mengundang sponsor dan menyisihkan 0,7 persen dari pendapatan klub untuk anak-anak di seluruh dunia melalui kerja sama dengan UNICEF. Setiap tahun, klub ini juga menyumbangkan 1,5 juta Euro kepada UNICEF, menunjukkan komitmen sosial yang kuat.

Menginspirasi Gotong Royong di Indonesia

Sistem koperasi yang diterapkan oleh FC Barcelona dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk membangun klub olahraga berbasis gotong royong. Dengan biaya keanggotaan sekitar 165 dolar AS atau 2,5 juta rupiah, sistem ini memungkinkan keterlibatan aktif anggota dalam pengawasan manajemen dan keuangan klub.

Pertanyaannya, kapan Indonesia bisa mengikuti langkah ini? Apakah gotong royong masih menjadi nilai utama dalam masyarakat kita, atau hanya sekadar slogan tanpa tindakan nyata?

FC Barcelona, dengan filosofi dan sistem koperasinya, membuktikan bahwa olahraga dapat menjadi alat transformasi sosial yang nyata, sekaligus menjaga kemandirian di tengah tekanan korporasi kapitalis.

Sumber: Opini Suroto dalam rmol.id