Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

PBB, Gaza
Warga Palestina berdesak-desakan untuk membeli roti dari satu-satunya toko roti yang beroperasi di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 23 Oktober 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

PBB Peringatkan Kerawanan Pangan di 22 Negara Akibat Konflik, Iklim, dan Krisis Ekonomi”



Berita Baru, Roma – Kerawanan pangan akut diperkirakan akan memburuk di 22 negara akibat sejumlah faktor yang meningkat, demikian peringatan dari dua badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (31/10/2024), dikutip dari laman Xinhua News.

Laporan berjudul “Area Rawan Kelaparan: Peringatan dini FAO-WFP tentang kerawanan pangan akut” (Hunger Hotspots: FAO-WFP early warnings on acute food insecurity) itu menilai 16 area rawan kelaparan (hunger hotspot) di seluruh dunia, menganalisis prospek mereka untuk periode November 2024 hingga Maret 2025.

Sudan, Palestina, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali adalah negara-negara yang dinilai berada di “level keprihatinan tertinggi” dan membutuhkan “perhatian paling mendesak,” kata Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) dalam sebuah pernyataan bersama.

Chad, Lebanon, Myanmar, Mozambik, Nigeria, Suriah, dan Yaman dinilai sebagai negara-negara dengan “keprihatinan sangat tinggi”, sementara 10 negara dan kawasan lainnya dalam daftar tersebut dinilai sebagai area rawan kelaparan, termasuk Kenya, Lesotho, Namibia, Niger, Burkina Faso, Ethiopia, dan Zimbabwe.

Prospek yang mengkhawatirkan ini dipicu oleh setidaknya tiga faktor, yaitu konflik, iklim, serta ketidakstabilan dan kesenjangan ekonomi. Baik secara tersendiri maupun gabungan, faktor-faktor tersebut berpotensi “memperburuk kondisi yang sudah mengancam nyawa.”

PBB, Krisis Pangan
Warga berkerumun untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 29 Agustus 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

“Konflik dan kekerasan bersenjata terus menjadi pemicu utama kelaparan di banyak titik rawan, mengganggu sistem pangan, menggusur penduduk, dan menghalangi akses kemanusiaan,” kata kedua badan tersebut.

Penyebaran kekerasan terutama terlihat di kawasan Timur Tengah, dengan dampak perang Gaza yang kini melanda Lebanon, mendorong “jutaan warga ke ambang batas kesengsaraan.”

Mengenai situasi iklim, FAO dan WFP memperingatkan bahwa pola cuaca La Nina dapat meningkatkan peristiwa ekstrem dan mengancam sistem pangan yang rapuh, memperburuk krisis pangan di daerah-daerah yang sudah rentan hingga awal musim semi mendatang.

Krisis ekonomi dan tingkat utang publik yang tinggi di negara-negara berkembang juga menghambat kemampuan pemerintah untuk melindungi populasi mereka dari kemiskinan dan guncangan iklim.

PBB, Krisis Pangan
Orang-orang bekerja di ladang pertanian di Omdurman, sebuah kota di utara Khartoum, ibu kota Sudan, pada 26 Agustus 2024. (Xinhua/Mohamed Khidir)

Menyebut lima area rawan kelaparan yang dinilai paling memprihatinkan (Sudan, Palestina, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali), Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menekankan perlunya segera terwujud “gencatan senjata kemanusiaan, serta memulihkan akses dan ketersediaan makanan bergizi tinggi.”

Perdamaian dan stabilitas sangat penting bagi petani untuk menanam tanaman pangan, memanen, dan mempertahankan mata pencarian mereka, tegas Qu. “Akses ke makanan bergizi bukan hanya sebuah kebutuhan mendasar, tetapi itu adalah hak asasi bagi manusia,” imbuhnya.

Laporan tersebut menyoroti bahwa langkah dini dan tepat sasaran sangat penting untuk mencegah krisis semakin memburuk. “Sudah saatnya para pemimpin dunia melangkah maju dan bekerja sama dengan kami … memberikan solusi diplomatik untuk konflik, menggunakan pengaruh mereka untuk memungkinkan para pekerja kemanusiaan bekerja dengan aman, serta memobilisasi sumber daya dan kemitraan yang diperlukan untuk menghentikan kelaparan global,” kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain.

PBB, Krisis Pangan
Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa Qu Dongyu berpidato dalam sebuah upacara untuk memperingati Hari Pangan Sedunia di Roma, Italia, pada 16 Oktober 2024. (Xinhua/Li Jing)