Gaza Konfirmasi Kematian Yahya Sinwar, Pembebasan Sandera Ditunda
Berita Baru, Gaza – Hamas pada Jumat (18/10/2024) mengonfirmasi kematian pemimpinnya, Yahya Sinwar, tanpa memberikan rincian tentang bagaimana Sinwar meninggal atau siapa yang akan menjadi penggantinya. Menurut pernyataan Hamas, para sandera di Jalur Gaza “tidak akan kembali kecuali agresi terhadap Gaza dihentikan, penarikan (pasukan Israel) dari Gaza, dan tahanan heroik kami dibebaskan dari penjara pendudukan.”
Sementara itu, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman Xinhua News pada Sabtu (19/10/1014), bahwa perlawanan “akan terus berlanjut dan meningkat hingga tujuan sah rakyat kami tercapai.”
Pada Jumat yang sama, Khalil Al-Hayya, wakil kepala Hamas di Gaza, berduka atas kematian Sinwar dalam pidato yang disiarkan di televisi. Menyebut kematian Sinwar sebagai inspirasi bagi generasi baru yang akan melawan “pendudukan” Israel dan membebaskan wilayah Palestina, Al-Hayya mengatakan Hamas menunda pembebasan sandera Israel di Gaza.
“Bagi mereka yang menangisi nasib para sandera Israel, kami tidak akan pernah membebaskan mereka tanpa mengakhiri perang, mencapai (kesepakatan) pertukaran tahanan, dan mengakhiri blokade Israel di Gaza,” ujarnya.
Pada Kamis (17/10/2024) malam waktu setempat, dalam sebuah pernyataan bersama, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dan Badan Keamanan Israel mengonfirmasi bahwa Sinwar tewas dalam serangan Israel di Gaza selatan pada Rabu (16/10/2024).
Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas di Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan 1.200 orang tewas dan sekitar 250 lainnya disandera.
Warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza bertambah menjadi 42.500 orang, menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Jumat.