Gandeng Lakpesdam NU Kota Malang, Universitas Negeri Malang Fasilitasi Pemuda Kelas Literasi Digital
Berita Baru, Malang – Sebagai bentuk kontribusi nyata, Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan pembuatan media literasi digital berbasis nilai inklusif.
Kegiatan yang dikemas dengan pelatihan singkat itu digelar di Pondok Pesantren Darun Nun 2, Perumahan Bukit Cemara Tidar, Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, pada 25 Juni 2024.
Mifdal Zusron Alfaqi mengaku bahwa kegiatan itu merupakan bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Di mana kali ini adalah momen memfasilitasi kawula muda NU. “Ada sekitar tiga puluh peserta yang berpartisipasi,” tambah dosen UM yang juga ketua tim pengabdian.
“Tujuan dari pengabdian untuk memberikan wawasan kebangsaan yang inklusif kepada kelompok pemuda pecinta perdamaian, maka di antara pesertanya adalah mahasantri Darun Nun, Al Hikam, Sabilurrosyad, dan Kader Muda NU lainnya,” tambah pria asal Kediri itu.
Mohamad Anas pada sambutannya juga mengatakan sangat menyambut baik program pengabdian dari UM. “Ini program yang baik untuk generasi muda NU, biar semakin cakap literasi dan digital,” ujar ketua Lakpesdam NU Kota Malang.
Selain Anas, Halimi Zuhdy, pengasuh Pondok Pesantren Darun Nun pun sangat terbuka buat anak muda NU berkegiatan. Karena, pondoknya memang mengusung tema literasi, keterampilan berliterasi juga digodog di Darun Nun. “Darun Nun mengajarkan santri membaca, menulis, dan membuat konten – kegiatan ini sangat sesuai buat santri yang ada di sini,” tambah ketua RMI Kota Malang itu.
Lokakarya dimulai dengan penyampaian materi dari M. Lukman Hakim. Lukman mengatakan dengan pesatnya kemajuan teknologi dan ketersediaan informasi digital, literasi digital menjadi sangat penting dalam masyarakat saat ini, tidak terkecuali masyarakat pesantren.
“Masalah literasi telah menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas, khususnya bagi pondok pesantren yang menyadari bahwa saat ini para santri sedang mengalami peningkatan budaya literasi, termasuk literasi digital,” ujar pengurus Lakpesdam NU Kota Malang itu.
Lukman juga menyampaikan bahwa era teknologi saat ini, literasi digital bagi santri sangat penting. Literasi digital membantu santri mempelajari lebih banyak hal dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kesulitan di masa depan. Literasi digital juga dapat berbahaya jika tidak digunakan dengan benar. Oleh karena itu, sangat penting bagi para santri untuk mengetahui dan mampu menggunakan teknologi internet dengan bijak.
“Dengan peningkatan literasi digital di kalangan santri pesantren, literasi digital menjadi alat penting untuk mengajarkan santri bagaimana berinteraksi dengan dunia digital. Dengan kata lain, santri yang memiliki literasi digital yang kuat dapat menjadi aktor yang mampu membuat konten digital yang mengandung nilai-nilai inklusif sebagai bagian dari kewargaan yang inklusif,” pungkasnya.
Usai lokakarya, Al Muiz Liddinillah, peneliti Oase Institute megajak peserta membuat infografis bertema inkulisivitas dari Ulama Malang Raya yang telah berkiprah untuk umat. Infografis dibuat melalui aplikasi Canva dan dihimpun di Google Drive.
Menakjubkan, sekitar dua puluh karya terkumpul dengan pesan literasi kebangsaan inklusif dari para peserta. Banyak kata mutiara para Ulama yang dikreasikan. Akhir perjumpaan, diakhiri dengan do’a yang dipimpin Ustadz Halimi Zuhdy dan foto bersama. (Dini/ Farha)