Karangan Bunga Pertanda Kekhawatiran Arus Bawah NU Jelang Pilpres
Berita Baru, Jatim – Suatu karangan bunga yang mencolok dengan tulisan “KAMI MENUNGGU KOMANDO” terpampang di depan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, yang diasuh oleh KH. Miftahul Akhyar, Rais Aam PBNU.
Karangan bunga ini dikirim oleh sejumlah orang yang mengatasnamakan NU_Underline pada Sabtu pagi, 13 Januari 2024, dan disinyalir sebagai bentuk respons terhadap instruksi Rais Aam PBNU yang meminta pengurus NU dan warga Nahdliyin untuk menunggu dan mengikuti komando dari PBNU terkait Pilpres.
Nurdin Lubis, Koordinator Media NU_Underline, menjelaskan bahwa karangan bunga ini sebagai simbol suara arus bawah.
“Warga NU di arus bawah ini rawan keterpecahbelahan akibat pilpres ini sehingga membutuhkan komando pimpinan tertinggi NU yang menyejukkan,” ujar Nurdin.
Nurdin mempertanyakan komando seperti apa yang akan disampaikan oleh PBNU kepada pengurus NU dari ranting hingga pengurus besar.
“Dengan sisa waktu yang semakin dekat menuju pemilu pada 14 Februari 2024, belum ada informasi yang jelas terkait komando tersebut,” katanya.
“Warga NU di arus bawah perlu arahan yang kuat untuk menjaga kebersamaan dan menghindari perpecahan di tengah perhelatan politik yang semakin memanas,” imbuh Nurdin.
Sementara itu, Pilpres 2024 menunjukkan dinamika yang semakin kompleks tanpa banyak gagasan. Para calon presiden dan wakil presiden berlomba-lomba menggunakan berbagai cara, mulai dari aksi slepet sarung hingga goyang gemoy, untuk memenangkan hati rakyat.
Organisasi terbesar di Indonesia, PBNU, juga terlibat dalam dinamika politik ini. Beberapa pemecatan kader dengan alasan pelanggaran aturan organisasi telah terjadi, dan dukungan para kiai di arus bawah terbelah terkait Pilpres.