Muhadjir: Hak Pendidikan Santri Al-Zaytun Harus Tetap Terjamin
Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan bahwa santri Pondok Pesantren Al-Zaytun harus tetap mendapatkan hak pendidikannya. Untuk itu, ia meminta seluruh pihak terkait untuk memastikan langkah penanganan yang tepat terhadap Pesantren Al-Zaytun.
Menurut Muhadjir, terdapat sekitar 4.985 santri yang sedang menempuh pendidikan di jenjang Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Aliyah di pesantren tersebut. Dalam Rapat Koordinasi Tindaklanjut Penanganan Pondok Pesantren Al-Zaytun secara daring pada Jumat (30/6/2023), Muhadjir menyampaikan pentingnya kelancaran penyelenggaraan pendidikan di pesantren tersebut.
“Harus dipastikan bahwa penyelenggaraan pendidikan di sana dapat berlangsung dan berlanjut, tidak akan terganggu atau paling tidak, tidak terlalu terganggu oleh adanya masalah tersebut,” ujar Muhadjir seperti yang dikutip dari keterangan tertulis.
Namun demikian, Muhadjir juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas dan proporsional jika terdapat temuan pidana atau pelanggaran lain yang bertentangan dengan Pancasila. Selain itu, ia juga meminta tindakan yang tegas terhadap penyalahgunaan, penistaan, atau penodaan terhadap agama yang dianut di Indonesia.
Muhadjir juga mengingatkan agar dapat belajar dari penanganan kasus Pondok Pesantren Assidiqiyah Jombang di masa lalu. Ia menekankan perlunya kerjasama antara semua pihak untuk mendorong penegakan hukum terhadap oknum yang terlibat, sambil memisahkan persoalan pidana dengan entitas pendidikan. Dengan demikian, pesantren tetap dapat berjalan secara normal setelah oknum yang terlibat diamankan.
Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir juga memberikan imbauan kepada orang tua wali dan santri agar tetap tenang dan tidak merasa gelisah terhadap masa depan pendidikan santri. Pemerintah akan tetap menjamin kelangsungan pesantren untuk memastikan hak atas pendidikan bagi para santri tetap terpenuhi.
“Tenang saja, jangan ikut merasa gelisah. Jadi ibarat kita akan menarik rambut di dalam tepung, jangan sampai tepungnya berhamburan. Itu prinsip yang akan kita lakukan. Keberlanjutan pesantren tetap akan kita jaga,” ungkap Muhadjir.
Pesantren Al-Zaytun telah menjadi sorotan publik akibat pernyataan yang disampaikan oleh pengasuh dan pimpinannya, Panji Gumilang, serta isu-isu lain yang berkaitan. Beberapa pihak menilai Al-Zaytun sebagai pesantren yang sesat dan menyimpang, dan menekan agar pesantren tersebut segera dibubarkan.