Survei: Anies Baswedan Banyak Disebut Publik Tidak Akan Melanjutkan Program Jokowi
Berita Baru, Jakarta – Hasil survei nasional terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mendapati bahwa calon Presiden Anies Baswedan paling banyak disebut publik tidak akan melanjutkan program Pemerintahan Joko Widodo.
Dijelaskan Direktur Riset SMRC Deni Irvani, program pemerintahan Jokowi yang dimaksud misalnya pembangunan ikan,infrastruktur jalan tol, Bendungan, Bandara Pelabuhan dan lain sebagainya.
“Kalau ditanyakan siapa yang tidak akan melanjutkan (program yang telah dijalankan Presiden Jokowi), yang paling banyak disebut adalah Anies Baswedan,” kata melalui kanal YouTube SMRC TV, Minggu (21/5).
Secara berurutan hasil survei SMRC menyebut ada 30,3 persen publik menilai Anies tidak akan melanjutkan program Jokowi, Prabowo 19,6 persen, Airlangga 18,2 persen, Ganjar 7,9 persen, dan yang tidak menjawab 24,1 persen.
Menurut Deni, persepsi pemilih tersebut berdampak terhadap arah dukungan mereka kepada calon-calon presiden. Mereka yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi lebih menginginkan Ganjar menjadi presiden.
“Karena ia dinilai sebagai tokoh yang paling mungkin melanjutkan kebijakan Jokowi,” terangnya.
Sementara itu, pemilih yang tidak puas dengan kinerja Jokowi lebih menginginkan Anies menjadi presiden karena ia dinilai sebagai capres kemungkinan besar tidak akan melanjutkan program pemerintah Jokowi.
Sebanyak 81,7 persen publik merasa puas atau sangat puas pada kinerja Presiden Jokowi. Dari mereka yang puas atau sangat puas ini, 43 persen di antaranya memilih Ganjar, 30 persen Prabowo, 15 persen Anies, 2 persen Airlangga, dan tidak jawab 10 persen.
Sementara dari 17,3 persen publik yang kurang atau tidak puas pada kinerja Presiden Jokowi, 39 persen memilih Anies, 35 persen Prabowo, 16 persen Ganjar, 3 persen Airlangga, dan tidak jawab 7 persen.
Deni menekankan bahwa mayoritas publik saat ini merasa puas dengan kinerja Jokowi sebagai Presiden. Karena itu, Ganjar yang dianggap paling melanjutkan program Jokowi pun mendapat keuntungan elektoral lebih banyak dibanding nama lain.
“Dia (Ganjar) unggul atas lawan-lawannya jika pemilihan presiden diadakan sekarang,” pungkas Deni.