Didukung Dampingi Ganjar, Gus Yaqut: Tak Akan Maju Menjadi Cawapres
Berita Baru, Jakarta – Sosok Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kini santer dibicarakan sebagai bakal calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Salah dukungan datang dari Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI). GMPI menilai menteri yang akrab disapa Gus Yaqut itu punya peluang besar menjadi cawapres mendampingi Ganjar.
Namun demikian, Gus Yaqut dengan tegas mengatakan tidak akan maju menjadi cawapres di tengah dukungan GMPI untuk mendampingi calon presiden Ganjar dari PDIP.
“Sampai detik ini, yang ada dalam benak saya adalah bagaimana mengemban amanah yang diberikan oleh Bapak Presiden Jokowi sebagai menteri agama dengan sebaik-baiknya,” kata Gus Yaqut dalam keterangannya, Kamis (27/4).
“Sebagai pembantu beliau, saya hanya tegak lurus kepada Presiden Jokowi. Tidak pernah memikirkan cawapres atau target politik lainnya,” samsungnya.
Sebagai bentuk komitmennya untuk membantu Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan, Gus Yaqut bahkan memutuskan untuk tidak mendaftar sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024.
Ia mengakui tidak mudah untuk membuat keputusan ini. Namun, karena dia berniat untuk mengabdi kepada negara dengan sepenuh hati, pilihan ini dianggapnya sebagai opsi terbaik.
“Saya hanya ingin fokus dan tidak terbagi-bagi. Sejak awal ketika diberi mandat ini oleh Presiden Jokowi pada bulan Desember 2020, saya pribadi sudah berjanji akan totalitas mengemban tugas dari Presiden sebagai Menag sampai akhir,” ujarnya.
Atas santernya dukungan dari berbagai pihak untuk menjadi cawapres akhir-akhir ini, Gus Yaqut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya. Pemberian dukungan kepada tokoh tertentu, menurut dia, adalah hal wajar dan menunjukkan praktik demokrasi yang berjalan baik.
“Sekali lagi terima kasih dukungannya, seperti dari sahabat-sahabat GMPI. Saya meyakini Indonesia memiliki stok pemimpin muda berkualitas dan berpengalaman yang sangat melimpah, termasuk dari NU juga banyak,” ujarnya.
“Mereka tidak akan pernah meminta jabatan tertentu. Akan tetapi, jika mendapat amanah, insyaallah siap untuk mengembannya,” terang Gus Yaqut yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor ini.
Gus Yaqut juga optimistis Pilpres 2024 akan berlangsung lebih demokratis. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia sudah makin dewasa dalam melihat perbedaan pandangan dan pilihan dalam perpolitikan.
Ia juga berharap penggunaan identitas keagamaan untuk kepentingan politik praktis bisa dicegah.
“Ada kepentingan bangsa ini yang lebih penting dan luas untuk terus diperjuangkan bersama, yakni terwujudnya persatuan nasional dan masyarakat yang makin sejahtera. Maka, sayang sekali jika jalinan yang sudah kokoh ini tercederai oleh kepentingan politik jangka pendek,” katanya.