China Luncurkan Patroli Militer di Dua Wilayah Selat Taiwan
Berita Baru, Internasional – China telah meluncurkan patroli militer di dua wilayah Selat Taiwan menjelang pertemuan antara Ketua DPR AS, Kevin McCarthy dan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, di Los Angeles, selama perjalanan transitnya ke Amerika Serikat, kata Fujian, Administrasi Keselamatan Maritim China di provinsi tersebut pada Rabu (5/4).
“Operasi patroli dan inspeksi gabungan khusus dimulai hari ini di bagian tengah dan utara Selat Taiwan,” kata pemerintah di media sosial China WeChat.
Seperti dilansir dari Sputnik News, Fujian juga melampirkan gambar pada pesan yang menunjukkan area patroli, yang terletak sangat dekat dengan Taiwan.
Menyusul berita tersebut, Beijing dengan tegas menentang pertemuan tersebut karena bertentangan dengan prinsip satu-China dan merusak kedaulatan negara, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada hari Selasa.
Pada 29 Maret, delegasi Taiwan yang dipimpin oleh Tsai berangkat untuk perjalanan 10 hari ke dua negara bagian Amerika Tengah. Pada 1 April, delegasi tiba di Guatemala dengan transit di New York dan mengunjungi Belize pada 3 April. Pada hari Rabu, pemimpin Taiwan itu juga akan transit di Los Angeles dalam perjalanan pulang. Media AS melaporkan bahwa Tsai akan mengadakan pertemuan dengan McCarthy selama dia tinggal di California hari itu.
Sebelum pertemuannya dengan Ketua DPR AS, Kevin McCarthy, di California, Presiden Tsai Ing-wen bertemu dengan pejabat keamanan senior pada hari Selasa untuk membahas “situasi regional”.
“Presiden meminta unit terkait untuk terus memahami situasi di sekitarnya, dan memungkinkan delegasi yang berkunjung untuk terus memahami situasi secara real time,” kata kantornya seperti dikutip media.
Situasi di sekitar Taiwan meningkat setelah mantan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, melakukan perjalanan ke pulau itu pada Agustus 2022. Beijing mengutuk perjalanan Pelosi, yang dianggap sebagai isyarat dukungan untuk separatisme, dan meluncurkan latihan militer skala besar di sekitar pulau itu. Terlepas dari reaksi keras China, kunjungan Pelosi memicu gelombang perjalanan politisi Barat ke pulau itu.
Taiwan telah diperintah secara independen dari China daratan sejak 1949. Beijing memandang pulau itu sebagai provinsinya, sementara Taiwan — sebuah wilayah dengan pemerintah terpilihnya sendiri — menyatakan bahwa itu adalah negara otonom tetapi berhenti mendeklarasikan kemerdekaan. Beijing menentang setiap kontak resmi negara asing dengan Taipei dan menganggap kedaulatan China atas pulau itu tidak dapat disangkal.