Kehilangan 8,5 Miliar Dolar, CEO Uber: Era pertumbuhan sudah berakhir
Berita Baru, Internasional – Secara praktis, Uber telah mempraktekkan apa yang ditulis dalam pertumbuhan serta membakar miliaran dolar dalam modal usahanya untuk berusaha tumbuh berkembang dengan cepat di seluruh dunia. Sekarang, Uber menyadari bahwa mereka perlu mengubah strateginya dan menghentikan penghambur-hamburan uang.
Dilkutip dari CNN, pada hari Kamis (6/2), perusahaan yang naik daun itu melaporkan telah kehilangan 1,1 miliar dolar dalam tiga bulan terakhir tahun 2019, sebagian dikarenakan kompensasi berbasis saham. Totalnya, Uber kehilangan 8,5 miliar dolar pada tahun 2019.
“Kami menyadari bahwa era pertumbuhan telah berakhir,” ujar Dara Khosrowshahi, CEO Uber, dalam sebuah pernyataan bersama laporan pendapatan.
“Di dunia di mana para investor semakin menuntut tidak hanya pertumbuhan, tetapi pertumbuhan yang menguntungkan, kami berada dalam posisi yang baik untuk menang melalui inovasi yang berkelanjutan, eksekusi yang sangat baik, dan skala platform global kami yang tak tertandingi,” terangnya.
Pada saat konferensi dengan para analis kemarin, para eksekutif Uber berharap ingin mencapai profitabilitas, tidak termasuk biaya-biaya tertentu, hingga akhir 2020. Sebelumnya, Uber mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan berada di posisi itu pada 2021.
Uber telah kehilangan 1 miliar dolar atau lebih di setiap kuartal sejak perusahaan itu go public di bulan Mei, termasuk kerugian paling besar, 5,2 miliar dolar, pada kuartal kedua 2019, sekitar 3,9 miliar dolar di antaranya terkait dengan biaya IPO.
Pada kuartal keempat, Uber mengalami peningkatan kerugian 24% dari kuartal yang sama tahun sebelumnya. Namun, Uber melihat adanya peningkatan pertumbuhan pendapatan. Uber membukukan pendapatan 4 miliar dolar selama kuartal keempat, meningkat 37% dari tahun sebelumnya.
Uber telah berjuang untuk memenangkan investor yang khawatir akan kerugian besar perusahaan sebelumnya dan kemampuan perusahaan untuk bisa menghasilkan keuntungan pada akhirnya. Pada hari Kamis (6/2), saham Uber naik 2% dalam perdagangan after-hour setelah rilis laporan pendapatan, namun terus berada di bawah harga IPO perusahaan sebesar 45 dolar.
Sementara itu, Uber menaruh harapan tinggi pada bisnis pengiriman makanan, namun bisnis pengiriman makanan merupakan target yang mahal. Bisnis pengiriman makanan Uber melihat adanya pertumbuhan pendapatan 68% menjadi 734 juta dolar, dengan kerugian 461 juta dolar.
Pada bulan Januari, Uber mengumumkan telah menjual bisnis pengiriman makanannya di India pada aplikasi makanan Zomato dengan kesepakatan all-stock. Pada rapat investor, Khosrowshahi menyebut kesepakatan itu sebagai salah satu contoh “disiplin strategis” perusahaan.
Ketika perusahaan menghadapi tekanan untuk memperbaiki keuangannya setelah debutnya yang gagal di Wall Street, Uber telah melakukan PHK beberapa kali sejak IPO, memotong lebih dari 1.100 posisi di berbagai departemen. [Ipung]