Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemimpin China Xi Jinping dan Pemimpin Rusia Vladimir Putin.
Pemimpin China Xi Jinping dan Pemimpin Rusia Vladimir Putin.

China Mengelak Saat Dituduh Ekspor Suku Cadang Jet Tempur ke Rusia: Sudah Sesuai UU dan Peraturan



Berita Baru, Beijing – China mengelak saat beberapa laporan media mengatakan bahwa China telah mengekspor beberapa peralatan perang, termasuk peralatan navigasi, teknologi jamming, hingga suku cadang jet tempur ke Rusia.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China kukuh mengatakan pengiriman barang ke Rusia sudah secara ketat mematuhi undang-undang dan peraturan domestik.

“Pemerintah China selalu mewajibkan perusahaan untuk secara ketat mematuhi kontrol ekspor nasional dan undang-undang dan peraturan lainnya … dan memastikan bahwa ekspor yang relevan sejalan dengan kepentingan keamanan nasional China dan kepentingan internasional,” kata juru bicara kementerian perdagangan Shu Jueting dalam Briefing, dikutip dari Reuters.

Pernyataan itu muncul setelah pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan pertahanan milik negara China telah menyediakan teknologi, termasuk peralatan navigasi, teknologi pengacau komunikasi dan suku cadang pesawat yang dibutuhkan militer Rusia

Laporan itu didasarkan pada catatan bea cukai Rusia.

Regulator aset milik negara China tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Undang-undang Sanksi Anti-Asing China, yang mulai berlaku pada Juni 2021, memberikan dasar hukum kepada perusahaan China untuk mengesampingkan sanksi internasional yang berdampak merugikan pada entitas China dan mengakibatkan mereka hanya harus mematuhi undang-undang dan peraturan domestik.

Pada gilirannya, menurut laporan media Bloomberg pada Kamis (9/2) negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) sedang mendiskusikan penerapan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan di China, Iran, dan Korea Utara yang mereka yakini menyediakan peralatan militer untuk Rusia.

China secara konsisten menyuarakan penentangan terhadap apa yang dianggapnya sebagai “sanksi sepihak”.

Sudah lebih dari setahun sejak Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kemitraan strategis tanpa kerja sama “area terlarang”.

Sementara China telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Ukraina, China menahan diri untuk tidak mengutuk operasi militer Rusia di sana atau menyebutnya sebagai “invasi”.

Perdagangan China-Rusia mencapai rekor 1,28 triliun yuan ($190 miliar) tahun lalu, menurut Biro Statistik Nasional China, menyumbang 3% dari total perdagangan China.

Wall Street Journal dan South China Morning Post kemudian melaporkan bahwa di antara ekspor China adalah suku cadang dan teknologi dengan aplikasi militer penggunaan ganda.

Rusia menjamu Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu di Moskow minggu lalu. Saling percaya politik antara China dan Rusia terus semakin dalam, kata kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan setelah perjalanan itu.