Meski Sedang Krisis, Negara Ini Tetap Akan Kirim Bantuan ke Turki dan Suriah
Berita Baru, Kabul – Meskipun sedang krisis dan sanksi, Pemerintahan Taliban Afghanistan akan mengirimkan sekitar $165.000 bantuan ke Turki dan Suriah untuk membantu korban gempa dahsyat di dua negara itu.
“Emirat Islam Afghanistan … mengumumkan paket bantuan masing-masing $111.024 dan $55.512 ke Turki dan Suriah atas dasar kemanusiaan bersama dan persaudaraan Islam,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Afghanistan pada hari Selasa (7/2), dikutip dari Reuters.
Gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Turki dan Suriah itu terjadi pada Senin (6/2) itu kini telah mengakibatkan sedikitnya 9.600 orang pada Rabu (8/2).
Puluhan ribu lainnya terluka dan banyak orang kehilangan rumah dalam suhu yang sangat dingin.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat karena beberapa orang yang selamat mengatakan bantuan belum tiba.
Afghanistan berada dalam cengkeraman krisis ekonomi dan kemanusiaan yang parah dan merupakan lokasi salah satu program bantuan kemanusiaan terbesar PBB.
Taliban mengambil alih pada tahun 2021 ketika pasukan Amerika Serikat (AS) menarik diri dari negara itu.
Taliban kemudian menadapat sanksi dari beberapa negara, terutama dari sektor ekonomi dan perbankan hingga, pun tidak ada modal yang secara resmi mengakui pemerintahannya.
Di Afghanistan, ratusan orang juga tewas dalam beberapa pekan terakhir karena cuaca dingin dan krisis ekonomi.
Banyak kelompok bantuan telah menangguhkan sebagian operasinya karena pemerintahan Taliban memutuskan bahwa sebagian besar pekerja LSM perempuan tidak dapat bekerja, membuat badan-badan tersebut tidak dapat menjalankan banyak program di negara konservatif itu.
Para diplomat Barat mengatakan mereka tidak akan mempertimbangkan untuk mengakui secara formal pemerintahan tersebut kecuali jika hal itu mengubah arah hak-hak perempuan.
Terlepas dari pemotongan dana pembangunan yang pernah menjadi tulang punggung anggaran negara Afghanistan.
Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan bahwa pemerintah Taliban telah meningkatkan ekspor, beberapa di antaranya batu bara ke negara tetangga Pakistan.
Taliban juga mulai melakukan penarikan pajak, termasuk dari bea cukai dan royalti pertambangan.