Ini 3 Pelatih Bulutangkis Indonesia yang Dipinang Malaysia
Berita Baru, Olahraga – Baru-baru ini Nova Widianto resmi direkrut oleh Federasi Bulutangkis Malaysia (BAM).
Nova Widianto didapuk untuk melatih ganda campuran, terutama di turnamen kualifikasi Olimpiade 2024 di Paris yang akan dimulai pertengahan tahun depan.
Nova sendiri dalam surat yang ditandatanganinya pada tanggal 1 Desember 2022 telah menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala pelatih ganda campuran di Pelatnas PBSI.
Sejak Nova memegang kepelatihan di PBSI, ganda campuran Indonesia mulai menunjukkan tajinya. Ia sukses membawa para atletnya menembus top 15 dunia. Sebut saja Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari yang kini sukses menembus 11 besar dunia. Selain itu, ia juga berhasil membawa Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati menjadi juara Hylo Open 2022.
Selain Nova, Ini 2 pelatih bulutangkis Indonesia yang berkiprah di Malaysia
Hendrawan
Hendrawan sejauh ini tercatat sebagai pelatih tunggal putra Timnas Malaysia. Pelatih kelahiran Malang, 27 Juni 1972 itu bahkan sudah bergabung dengan Badminton Association Malaysia (BAM) sejak 2009.
Sebelumnya, Hendrawan pernah menjadi pelatih Pelatnas PBSI pada 2004. Kemudian dia hengkang ke luar negeri, Malaysia, pada lima tahun berikutnya.
Kepergiannya saat itu menjadi pukulan telak bagi Indonesia. Apalagi, dirinya pergi usai menemani tim Merah Putih di Piala Sudirman. Saat itu, Indonesia disingkirkan Korea Selatan di babak semifinal.
Hendrawan tercatat sebagai pelatih bertangan dingin dengan mencetak pemain berprestasi Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso, serta pemain tunggal putri.
Di Malaysia, Hendrawan berhasil mengantarkan Lee Chong Wei menjadi juara di berbagai turnamen BWF.
Rexy Mainaky
Selain Hendrawan, pelatih yang juga memutuskan melanjutkan karier di Malaysia ialah Rexy Mainaky. Rexy bahkan tercatat dua kali menukangi kepelatihan bulutangkis Malaysia.
Ia pertama kali bergabung dengan Malaysia pada 2005. Di tangannya, ia berhasil meracik sejumlah ganda putra berkualitas. Salah satunya Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Pasangan itu meraih medali emas Asian Games 2006 di Doha.
Namun, kerja sama kemudian terhenti. Rexy sempat melatih di Filipina, sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air dengan menjadi Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI periode 2012-2016.
Selama kurang lebih lima tahun bertugas di PBSI, peraih medali emas Olimpiade Atlanta pada 1996 bersama Ricky Subagja itu sukses mengantarkan atlet-atlet nasional meraih sederet gelar prestisius di pentas dunia.
Puncaknya ialah meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 melalui ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Tapi, keberhasilan Rexy menukangi bidang prestasi Pelatnas Cipayung tak membuatnya bertahan di dalam struktur federasi.
Posisinya digantikan Susy Susanti seiring pergantian Ketua Umum PBSI periode 2016-2020, dari Gita Wirjawan ke Wiranto.
Setelah berpisah dengan PBSI, saudara kandung dari Richard dan Rionny Mainaky ini kemudian melanjutkan karier di Thailand. Ia menjalin kerja sama dengan Badminton Thailand pada Januari 2017 sebagai pelatih kepala Timnas bulutangkis.
Dalam durasi selama kurang lebih empat tahun, Rexy berhasil membawa para pemain Thailand berprestasi di kancah internasional.
Tapi setelah Olimpiade Tokyo 2020, Rexy kembali dipinang Malaysia. Ia didapuk menjadi Director of Coaching (doubles) oleh BAM.
Berbagai catatan positif sukses ia wujudkan. Salah satunya mengantarkan ganda putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik menjadi juara dunia 2022. Bahkan, pasangan ini kini menjadi ganda putra nomor tiga dunia.