Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bangladesh Hadapi Krisis Energi, Turki Siap Jadi Negara Transit Pasokan Energi dari Rusia

Bangladesh Hadapi Krisis Energi, Turki Siap Jadi Negara Transit Pasokan Energi dari Rusia



Berita Baru, Internasional – Bangladesh telah menghadapi krisis energi selama berbulan-bulan, yang mendorong pemerintah Sheikh Hasina mengalihkan bahan bakar ke industri berorientasi ekspor dan memangkas pasokan ke pembangkit listrik. Negara berpenduduk 165 juta orang ini mati-matian berjuang untuk menjaga perekonomian agar tetap berjalan.

Berangkat dari situasi tersebut, Turki akan membantu Bangladesh dengan menjadi negara transit pasokan energi Rusia untuk mengatasi kekurangan bahan bakar, kata duta besar Turki di Bangladesh, Mustafa Osman Turan, Rabu (16/11).

Saat berbicara pada acara Temui Duta Besar di Dhaka, diplomat Turki tersebut menyatakan bahwa Rusia siap menjadikan Turki sebagai pusat energi untuk mengekspor minyak dan gas ke Eropa.

“Jika itu memungkinkan untuk Bangladesh dan beberapa formula dapat ditemukan, dan jika kami perlu berperan sebagai negara transit, tentu saja, kami akan dengan senang hati melakukannya,” kata Dubes Turan.

Pada saat yang sama, duta besar menunjukkan bahwa negaranya tidak memiliki sumber daya energi. “Jadi, kami bukan negara sumber pasokan energi, tetapi kami pasti negara transit.”

Seperti dilansir dari Sputnik News, laporan tersebut muncul di tengah krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bangladesh, yang telah diperburuk karena rekor harga minyak global dan cadangan devisa negara yang semakin menipis.

Kekurangan bahan bakar telah memaksa Bangladesh untuk menghentikan pembangkitan di 30 pembangkit listrik, dengan total kapasitas pembangkitan sekitar 4.000 MW, dan memberlakukan penjatahan listrik selama puncak musim panas. Menurut data pemerintah, pembangkit listrik turun menjadi 9.550 MW selama jam sibuk pada 9 November, turun dari 13.500 MW yang disaksikan selama puncak musim panas.

Awal bulan ini, Menteri Informasi dan Penyiaran Bangladesh Dr. Hasan Mahmud mengatakan bahwa minyak mentah dari Rusia tidak sesuai dengan kilang negara itu dan ada beberapa kendala lain juga, yang menunjukkan kurangnya mekanisme transaksi bebas dan aman antara kedua negara.

Media lokal melaporkan bahwa Bangladesh sedang menjajaki sistem pembayaran alternatif untuk menghindari sanksi barat terhadap Rusia, termasuk larangan SWIFT, untuk menjaga perdagangan bilateral.

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Bangladesh, Masud Bin Momen, mengatakan bahwa kerja sama energi akan menjadi salah satu topik utama selama pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, akhir bulan ini.

Diplomat top Rusia kemungkinan akan mengunjungi Dhaka pada 23 November.