Kecelakaan Pesawat Ukraina, Trump Berada di Barisan Solidaritas HAM
Berita Baru, Internasional – Presiden Donald Trump menyatakan solidaritasnya kepada para demonstran Iran yang yang menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah atas jatuhnya pesawat yang menewaskan 176 penumpang di Teheran.
Pada hari Sabtu, (11/1) pemerintah mengakui bahwa militer Iran menjadi penyebab pesawat yang sedang menuju Ukraina itu terjatuh akibat tembakan rudal yang tak disengaja.
Dilansir dari CNBC, Minggu (12/1) Trump melalui Twitter menyampaikan pesan dalam bahasa Persia dan Inggris. Ia menyerukan kepada Teheran agar memberi izin kelompok-kelompok HAM untuk melaporkan fakta yang sedang terjadi.
Ia juga memberi warning kepada pemerintah dengan mengatakan bahwa “dunia sedang mengawasi,” katanya.
Ratusan pemrotes yang berda di jalan-jalan di Teheran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah terhadap para pemimpin Republik Islam pada hari Sabtu (11/1).
Para pemrotes, yang berjumlah antara 700 hingga 1.000, merobek-robek foto Jenderal Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak minggu lalu.
Klip video yang beredar di twitter memperlihatkan para pengunjuk rasa meneriakkan “Kematian bagi diktator”. Pernyataan itu ditujukan kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Protes datang setelah militer Iran mengakui bahwa penerbangan Ukraina International Airlines PS752 ditembak jatuh oleh rudal mereka.
Teheran membalikkan opini ketika tekanan internasional meningkat. Menurut militer Iran, Korps Pengawal Revolusi bersiaga tinggi di tengah ketegangan atas pembunuhan Soleimani.
Maskapai PS752 sendiri memang lepas landas hanya beberapa menit setelah Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan serangan rudal balistik pada dua pangkalan AS di Irak.
Boeing 737-800 yang terikat dengan Ukraina, secara tidak sengaja menjadi sasaran ketika mendekati pangkalan Korps Pengawal Revolusi. Pesawat itu kemudian membelok tajam, kata militer dalam sebuah pernyataan resmi.
Seorang komandan senior Pengawal Revolusi kemudian mengatakan di TV pemerintah, pada Sabtu (11/1), bahwa pesawat itu dikira sebagai rudal jelajah (milik AS)
Semua penumpang berjumlah 176 orang dan anggota kru di pesawat tewas dalam kecelakaan itu. Penumpang itu diantaranya adalah 11 dari Ukraina, 82 Iran, 63 Kanada, 10 dari Swedia, 4 Afghanistan, 3 dari Jerman dan 3 lainnya dari Inggris.