Peran Lembaga Think Tank Hadapi Perubahan Iklim
Berita Baru, Jakarta – Peran lembaga think tank atau civil society dalam menghadapi dampak perubahan iklim sangatlah penting, sehingga perlu didorong untuk melakukan aksi-aksi di tingkat tapak.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah lembaga think tank bisa menjadi jembatan untuk memperkuat kebijakan pemerintah melalui advokasi berbasis data (evidence based advocacy).
Hal itu sangat dibutuhkan guna menerjemahkan isu perubahan iklim atau kebijakan-kebijakan pemerintah yang sudah ditetapkan, atau kebijakan riset yang ada, sehingga dapat dipahami sebab aksi-aksi yang konkrit dan nyata justru ada di tingkat bawah.
“Bagaimana agar kebijakan-kebijakan dan isu perubahan iklim itu bisa lebih inklusif lagi,” kata Direktur Eksekutif Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) Bejo Untung.
Hal itu ia sampaikan dalam program Think Climate Change Indonesia (TCI) Forum Dialogue #2, bertajuk ‘Mendukung Upaya Pembaruan NDC Indonesia Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim’, Kamis (25/8).
Selain menjadikan isu-isu perubahan iklim dan kebijakan perubahan iklim lebih inklusif melalui riset skala mikro, menurut Bejo Untung, lembaga think tank juga dapat memperkuat aksi kolaborasi proses dan pencapaian pembangunan iklim.
“Ini yang mungkin bisa kita mainkan peran-peran seperti itu, peran menjembatani bagaimana isu-isu terkait dengan perubahan iklim ini bisa didorong ke tingkat komunitas sehingga sains of urgensi-nya itu muncul,” urainya.
Ia pun memandang penting, lembaga think tank bisa melakukan proyek-proyek riset tingkat yang lebih mikro, atau di level-level lokal.
“Nah ketika sains of urgensi ini muncul, dan pada saat yang sama pemerintah mengeluarkan kebijakan, terutama di tingkat pusat ini sudah masif, itu dia bisa ditangkap juga di tingkat sub nasional nya,” sambung Bejo Untung.