Sama-Sama Dikecam Internasional, Putin dan Kim Perkuat Hubungan Bilateral
Berita Baru, Pyongyang – Sama-sama dikecam internasional, Pemimpin Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berkomitmen akan ingin memperkuat dan meluaskan hubungan bilateral kedua negara, Senin (15/8).
Menurut kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, hal tersebut disampaikan Putin melalui sebuah surat kepada Kim saat peringatan 77 tahun berakhirnya pendudukan Jepang di semenanjung Korea.
Dalam surat itu, Putin mengatakan bahwa hubungan yang lebih dekat akan menjadi kepentingan kedua negara mereka.
Putin juga menuliskan bahwa Rusia dan Korea Utara akan “terus memperluas hubungan bilateral yang komprehensif dan konstruktif dengan upaya bersama.”
Putin menambahkan bahwa hal itu akan membantu memperkuat keamanan dan stabilitas semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur Laut.
Pada gilirannya, Kim juga membalas surat dari Putin tersebut, dengan mengatakan bahwa persahabatan Rusia-Korea Utara sudah terjalin sejak Perang Dunia II dengan kemenangan atas Jepang, yang telah menduduki semenanjung Korea dari tahun 1910 hingga 1945.
Kim menulis bahwa “Kerja sama, dukungan dan solidaritas strategis dan taktis” antara kedua Rusia dan Korea Utara mencapai tingkat yang baru, terutama dalam upaya bersama mereka untuk menggagalkan ancaman dan provokasi dari pasukan militer yang bermusuhan.
KCNA tidak mengidentifikasi kekuatan musuh, tetapi biasanya menggunakan istilah itu untuk merujuk pada Amerika Serikat dan sekutunya.
Pertukaran surat itu terjadi manakala kedua pemimpin negara itu sama-sama mendapat kecaman internasional. Putin dikecam atas ‘invasi’-nya ke Ukraina, sementara Kim dikecam atas perkembangan perobaan senjata nuklir.
Kim memperkirakan kerja sama antara Rusia dan Korea Utara akan tumbuh berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada 2019 ketika dia bertemu dengan Putin.
Korea Utara pada bulan Juli mengakui dua “republik rakyat” yaitu Republik Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina sebagai negara merdeka. Dua “Republik Rakyat” itu sama-sama didukung oleh Rusia.
Korea Utara juga mengatakan siap untuk meningkatkan prospek pekerja Korea Utara untuk dikirim ke daerah tersebut guna membantu konstruksi dan tenaga kerja lainnya.
Menanggapi pengakuan Korea Utara itu, Ukraina memutus hubungan diplomatik dengan Korea Utara.