Tepis Pernyataan Mentan, Fadli Zon Sebut Pasokan Gandum Ukraina Kecil Bagi Indonesia
Berita Baru, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mewanti-wanti naiknya harga mie instan dalam waktu dekat karena imbas dari perang Rusia dengan Ukraina.
Bahkan, Mentan Syahrul menyebut kenaikan harganya bisa mencapai tiga kali lipat dari harga saat ini. Ia beralasan perang Ukraina-Rusia menyebabkan 180 juta ton gandum tidak bisa keluar.
“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat,” katanya dalam sebuah webinar, Senin (8/8) lalu.
Merespons pernyataan mentan tersebut, Anggota DPR RI Fadli Zon menilai pasokan gandum dari Ukraina kecil pengaruhnya bagi Indonesia karena tak ada ketergantungan.
“Dalam pengamatan saya, pasokan gandum dari Ukraina kecil pengaruhnya bagi kita karena tak ada ketergantungan. Seperti dikatakan impor datang dari Australia dan negara-negara lain,” tulis Fadli Zon, pada akun twitter pribadinya, Kamis (11/8).
Tak hanya Fadli, pernyataan Mentan Syahrul terkait kenaikan harga mie instan itu juga ditepis langsung bos Indomie. Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang merupakan produsen Indomie, Franciscus Welirang (Franky) mengatakan isu kenaikan harga mie instan yang bisa mencapai 3 kali lipat adalah hal yang berlebihan.
“Harga mie instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa 3 kali lipat, itu berlebihan. sangat-sangat berlebihan,” kata Franky sebagaimana dikutip dari detikcom, Rabu (10/8).
Menurut Franky, Indonesia mengimpor gandum ke banyak negara. Apalagi, saat ini beberapa negara yang dimaksud juga sedang panen gandum. Jadi, kata dia, pasokan gandum dalam negeri tak akan banyak terpengaruh.
“Hari ini di bulan, dari bulan Juli-Agustus, Amerika, Kanada, Panen. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina panen. Nggak usah diributin lah. Nggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita,” katanya.
Lebih lanjut Franky menjelaskan, harga gandum saat ini sudah mencapai level tertinggi dan tak akan mengalami kenaikan lagi. Jadi tak banyak mempengaruhi kenaikan harga mie instan.
“Saya kira nggak perlu ditakut-takuti lah rakyat ya (soal harga mi instan). Harga gandum memang sudah yang tertinggi hari ini. Ya susah, tidak akan naik lagi, saya tidak melihat harga gandum internasional akan lebih tinggi dari hari ini,” tuturnya.
Impor Gandum Indonesia
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor gandum dan meslin Indonesia mencapai 4,36 juta ton dengan nilai US$1,65 miliar sepanjang Januari-Mei 2022.
Impor gandum Indonesia terbesar berasal dari Australia, yakni mencapai 1,57 juta ton dengan nilai US$585,6 juta dalam 5 bulan pertama tahun ini. Volume impor gandum Indonesia dari Negeri Kanguru tersebut mencapai 36% dari total impor.
Negara asal impor gandum Indonesia terbesar berikutnya adalah Argentina, yakni seberat 1,41 juta ton senilai US$497 juta. Diikuti Kanada dengan volume mencapai 572,6 ribu ton senilai US$276,14 juta.
Ada pula impor gandum Indonesia yang berasal dari Brasil seberat 594,26 ribu ton senilai US$211,24 juta, dari India mencapai 115,86 juta ton senilai US$40,47 juta, serta impor gandum dari negara lainnya sebesat 98,15 ribu ton dengan nilai US$36,9 juta.
Selain itu, Indonesia juga impor tepung gandum dan meslin seberat 26,9 ribu ton senilai US$10,84 juta ton pada 5 bulan pertama tahun ini. Impor tepung gandum dan meslin tersebut terbesar berasal dari India, yakni mencapai 22,97 ribu ton dengan nilai US$8,95 juta.