Ancam Pemusnahan 52 Situs Iran, Trump Disebut ‘Teroris dalam Setelan Jas’
Berita Baru, Internasional – Iran sebut Donald Trump sebagai ‘teroris dalam setelan jas’. Pernyataan itu disampaikan Menteri Telekomunikasi Iran, Javad Azari-Jahromi melalui Twitter, setelah Trump mengancam akan memusnahkan situs bersejarah Iran.
Presiden AS itu akan menghacurkan 52 situs Iran, jika Teheran menyerang aset Amerika atau warga (pegawai dan tentara di Irak) AS sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan militer, Qassem Soleimani.
“Seperti ISIS, Seperti Hitler, Seperti Jenghis! Trump adalah teroris yang mengenakan setelan jas. Dia akan segera belajar sejarah bahwa TIDAK ADA yang bisa mengalahkan ‘Bangsa & Budaya Besar Iran’,” tulis Javad.
Soleimani, komandan militer Iran telah tewas pada hari Jumat (03/01) dalam serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan AS. Serangan itu membuat kedua negara berada dalam kubangan permusuhan dan meningkatkan tensi konflik yang lebih besar di Timur Tengah.
Dilansir dari CNBC, Minggu (05/01), sampai saat ini tampaknya tak ada upaya dari Trump untuk meredakan ketegangan. Trump bahkan mengeluarkan ancaman keras terhadap Republik Islam Syiah itu.
Trump mengatakan dalam serangkaian tweet pada hari Sabtu (04/01) “Iran berbicara dengan sangat berani tentang menargetkan aset AS tertentu” untuk membalas kematian Soleimani.
“Amerika Serikat telah menargetkan 52 situs Iran dan beberapa di antaranya pada tingkat yang sangat tinggi & penting bagi Iran & budaya Iran,” tulis Trump.
Dia mengatakan 52 target mewakili 52 orang Amerika yang disandera di Iran setelah ditangkap di Kedutaan Besar AS pada 1979 selama Revolusi Islam negara itu.
Kepala militer Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, mengatakan bahwa AS tidak memiliki keberanian untuk konfrontasi militer dengan Iran.
“Dalam potensi konflik di masa depan, yang saya pikir mereka (orang Amerika) tidak berani melakukannya. Di sana akan menjadi jelas di mana nomor lima dan dua akan berada,” katanya.
Trump mengatakan pada hari Jumat, Soleimani telah merencanakan serangan ‘cepat dan seram’ terhadap diplomat dan personel militer AS.
Adapun lawan politik Trump dari Partai Demokrat menyebut tindakan Trump sembrono dan mempertaruhkan lebih banyak pertumpahan darah di wilayah berbahaya.
Di tengah perang ancaman itu, hari ini ribuan pelayat memberikan penghormatan kepada Soleimani setelah jasadnya dikembalikan ke Iran, laporan kantor berita resmi IRIB.