Anak Sungai Dangkal, Petambak Gresik Keluhkan Pengelolaan Pintu Air Irigasi
Berita Baru, Gresik – Para petani tambak di sejumlah desa wilayah Kecamatan Manyar mengeluhkan kerapnya kekeringan air akibat pendangkalan anak sungai yang mengaliri areal pertambakan serta pengelolaan buka tutup pintu air irigasi di Kali Corong.
Keluhan tersebut mengemuka saat sosialisasi peraturan daerah (Sosper) Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir di daerah pemilihan (Dapil) VIII (Manyar, Bungah, Sidayu) tepatnya di Balai Desa Betoyo Kauman, Kecamatan Manyar, Minggu (31/7).
Kurangnya pasokan air irigasi yang bersumber dari Kali Corong itu, membuat para petambak sangat dirugikan. Bahkan jika memasuki musim panas, mereka terpaksa menghentikan aktivitas tambak akibat anak sungai kering.
Kepala Desa Betoyo, Ali Mansyur mengatakan, setidaknya masyarakat dari lima desa yang berprofesi sebagai petani tambak selama ini menggantungkan pengairan irigasi dari Kali Corong.
“Kali Corong itu melewati Kali Bedadu dan Kali Kemoyo, sungai itu mengaliri sejumlah desa tidak hanya Betoyo Kauman, ada 5 desa, meliputi Gumeno, Betoyo Kauman, Betoyo Guci, Sumberjo, Tanggulrejo,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, kondisi pendangkalan anak sungai juga menjadi kendala masuknya air yang menjadi sumber utama pengairan tambak-tambak warga. Karena itu, Mansyur berharap agar pemerintah segera melakukan normalisasi anak sungai.
“Kita ingin semua anak sungai dinormalisasi, sehingga pasokan air yang mengairi tambak-tambak warga bisa mengalir lancar,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir menyatakan, semua aspirasi warga selanjutnya akan dibahas dalam agenda kedewanan. Khusus pengelolaan pintu air Kali Corong, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencarikan solusi.
“Masalah pintu air, kita butuh duduk bersama dengan provinsi dan kabupaten sebelah (lamongan),” terang dia.
Politisi muda asal Fraksi PKB itu menuturkan, perlu adanya managemen pengelolaan buka tutup pintu air dari hulu ke hilir. Sehingga semua tambak milik warga khususnya masyarakat Gresik bisa terus teraliri.
“Karena debit air di Kuro Lamongan berpengaruh pada debit air yang mengalir kesini, karena itu Dinas SDA Jatim dan Dinas PU harus hadir mencari solusi pengelolaan buka tutup pintu air,” terangnya.
Sedangkan untuk normalisasi anak sungai, sambung dia, pemerintah menargetkan tahun ini bisa terealisasi, sehingga masalah pendangkalan bisa teratasi.
“Pemerintah menargetkan tahun ini realisasi anak sungai, semoga bisa berjalan sesuai yang telah dijadwalkan,” imbuhnya menanggapi keluhan warga.