Sentimen dan Emosi Publik atas Manuver Politik Jelang Pilpres 2024
Berita Baru, Jakarta – Fouder Evello Dudy Rudianto menyebut pihaknya mendapat temuan menarik manuver politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Analisis yang dilakukan Evello berdasar teknologi deep learning, pada periode 20 – 23 Juni 2022.
“Temuan pertama adalah kecenderungan kesukaan publik terhadap manuver partai politik atau elit politik jika berhubungan dengan melibatkan tokoh yang diusung dalam Pilpres 2024,” kata Dudy, kepada Beritabaru.co, Kamis (23/6).
Meburut Dudy, data Evello menunjukkan rencana Partai Kebangkitan (PKB) mencari lokasi deklarasi pasangan Prabowo (Ketua Umum Partai Gerindra – Abdul Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB) menuai sentimen positif tertinggi sebesar 86 persen. Sementara emosi gembira publik juga terlihat tinggi dengan skor 38 persen.
“Seperti kita tahu, kedua partai selama dua kali pilpres berada pada posisi berseberangan,” tuturnya.
Senada dengan data tersebut, lanjut Dudy, keputusan Partai Nasdem memutuskan 3 nama Bacapres dalam Rakernas Nasdem juga menuai sentimen positif.
“Dengan skor 78 persen, tokoh yang digadang Nasdem juga berada pada barisan yang dianggap publik bersebarangan, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Emosi gembira publik juga terlihat tinggi dengan skor 47 persen,” urainya.
Lebih lanjut menyampaikan, perilaku publik yang sama juga terlihat saat KIB membuka peluang untuk mendukung Capres hasil Rakernas Nasdem.
“Sentimen publik terlihat positif dengan skor 47 persen dengan emosi gembira mencapai 43 persen,” katanya.
Temuan kedua Evello adalah kecenderungan ketidaksukaan publik meningkat jika terjadi saling serang elit atau partai politik.
“Saling sindir antara Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh bersentimen negative dengan skor 41 Persen walaupun drama ini masih menuai emosi gembira publik dengans skor 32 persen.
Publik, kata Dudy, juga tidak menyukai adanya kecenderungan manuver elit atau partai politik yang cenderung berpecah belah. Hal itu terlihat saat Sekjend PDI Perjuangan menyatakan sulit bekerjasama dengan PKS dan Demokrat.
“Emosi sedih publik lebih dominan dengan skor 27 persen dan sentimen negatif 66 persen,” ungkapnya.
Adapun temuan ketiga adalah kecenderungan tingginya emosi gembira jika manuver elit atau partai politik melibatkan nama Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
“Hal ini terlihat dari skor emosi gembira sebesar 47 pesen dan 43 persen dibandingkan tiga manuver lainnya,” pungkaanya.