Gerhana Matahari Cincin 2019, Lapan Ajak Masyarakat Belajar Sains
Berita Baru, Jakarta – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) 2019, pada tanggal (26/12/2019). LAPAN akan memusatkan kegiatannya di Kabupaten Siak, Kampung Bunsur, Riau dan Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
“Kegiatan yang akan dilakukan antara lain pengamatan GMC dan edukasi keantariksaan. Untuk melakukan pengamatan LAPAN akan berkolaborasi dengan astronom, ilmuwan dibidang keantariksaan dan komunitas astronomi, baik dari dalam dan luar negeri,” jelas Kabag Humas LAPAN Jasyanto, seperti dikutif dalam siaran pers LAPAN di Jakarta, Selasa (24/12).
Pengamatan ini, untuk melihat pengaruh fenomena gerhana matahari cincin ke Bumi. Sedangkan untuk kegiatan edukasi keantariksaan, LAPAN akan menghadirkan mini planetarium, talkshow seputar fenomena gerhana matahari cincin, pameran hasil litbang LAPAN, pemutaran film sains dan sosialisasi ke beberapa sekolah dan perguruan tinggi. LAPAN juga berkolaborasi dengan Kemristek/BRIN untuk menghadirkan workshop teropong lubang jarum untuk 100 peserta, serta pameran fotografi gerhana matahari dan camera obscura.
Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan melintasi wilayah Indonesia pada tanggal 26 Desember 2019 dan Kabupaten Siak, Riau menjadi lokasi yang paling ideal untuk menyaksikan fenomena alam tesebut. GMC ini dipredikasi akan dimulai pukul 12.15 WIB, memasuki fase puncak pada pukul 12.17 WIB, dan berakhir pada pukul 12.19 WIB.
Sementara itu, untuk Kota Singkawang, Kalimantan Barat Gerhana matahari cincin akan bisa terlihat sebagian sekitar pukul 10.43 WIB. Sedangkan puncak gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 12.42 WB dan berakhir pada pukul 14.31 WIB.
Untuk menyukeskan kegiatan ini LAPAN telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Siak dan Pemerintah Kota Singkawang dengan diselenggarakannya berbagai kegiatan lainnya seperti pertunjukan musik, bazar, kuliner, tabligh akbar, sholat gerhana berjamaah dan pengamatan GMC serta pemecahan rekor MURI untuk kaca mata gerhana terbesar yang akan berlangsung di Kampung Bunsur, Kabupaten Siak.
Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Hal inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Masyarakat Indonesia juga bisa mengamati momen gerhana matahari cincin yang berbentuk lingkaran menyerupai cincin itu di wilayah-wilayah tertentu misalnya di Padang Sidempuan, Sibolga, Kabupaten Siak, Kepulauan Riau, Kalimantan utara, dan Kalimantan Timur.
Untuk Gerhana Matahari sebagian bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia, tergantung lokasi pengamatan misalnya di daerah Sumatera Selatan mencapai 80% sedangkan di Pulau Jawa mencapai 70-80%. Sementara itu wilayah lain di Indonesia dapat melihat gerhana sebagian dengan porsi tertutupnya Matahari hingga paling sedikit 20% di wilayah selatan Papua. Misalnya untuk di Bandung, bulan menutupi 70% permukaan matahari. Di Jakarta gerhananya mencapai sekitar 72%. semakin mendekati jalur pusat gerhana, porsi tertutupnya matahari semakin besar.
Ada point penting dalam mengamati Gerhana Matahari Cincin yakni keamanan mata, jangan melihat ke arah matahari dengan mata telanjang secara langsung baik saat gerhana maupun tidak. Intensitas cahaya matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan. Beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana matahari dengan aman antara lain: Kamera pinhole (kamera lubang jarum), kacamata matahari, binocular atau teleskop dan kamera DSLR dengan filter khusus matahari.