Pemilu Filipina Berdarah, 3 Penjaga Keamanan Tewas Ditembak Mati di TPU
Berita Baru, Manila – Setidaknya 3 anggota penjaga keamanan tewas ditembak mati oleh penyerang di dekat tempat pemungutan suara di Filipina selatan selama pemilihan nasional berlangsung.
Penembakan mematikan itu terjadi tak lama setelah pemungutan suara dimulai di kotamadya Buluan di pulau Mindanao pada hari Senin (9/5).
Juru bicara kepolisian provinsi Maguindanao Mayor Roldan Kuntong mengatakan seorang penjaga keempat terluka dalam serangan itu.
Mantan Walikota Ibrahim Mangudadatu mengatakan orang-orang di dalam sekolah yang digunakan sebagai tempat pemungutan suara berlari mencari perlindungan ketika penembakan dimulai.
Orang-orang bersenjata juga menyerang sebuah tempat pemungutan suara di provinsi Lanao del Sur di Mindanao, menewaskan seorang pemilih dan melukai dua lainnya, kata polisi setempat.
Polisi mengatakan para korban berjalan dari desa pegunungan terpencil mereka untuk memberikan suara mereka di balai kota ketika tempat pemungutan suara dibuka di seluruh negeri pada Senin pagi.
“Adalah kebiasaan mereka untuk turun lebih awal dari desa mereka yang jaraknya delapan hingga 12 jam berjalan kaki,” kata Kuntong, dilansir dari AFP.
Seorang juru bicara Komisi Pemilihan Umum Filipina mengatakan mereka mencoba untuk memverifikasi apakah serangan itu terkait dengan pemilihan.
Kandidat presiden Leni Robredo, yang memberikan suara di provinsi asalnya Camarines Sur, mengungkapkan kekhawatirannya setelah mendengar insiden tersebut.
“Saya berharap pihak berwenang akan menunjukkan bahwa mereka berada di atas segalanya,” katanya kepada wartawan.
Sebelumnya, pada hari Minggu (8/5), lima granat meledak di luar sebuah tempat pemungutan suara di kotamadya Datu Unsay di provinsi Maguindanao, melukai sembilan orang.
Ribuan personel polisi dan angkatan bersenjata telah dikerahkan di seluruh Filipina untuk membantu mengamankan tempat pemungutan suara dan surat suara serta menjaga pos pemeriksaan dan mengawal politisi.
Selain pemilihan presiden, ribuan jabatan termasuk kursi wakil presiden, Senat, dan DPR juga diperebutkan.
Dalam pemilihan presiden 2016, tercatat 133 insiden kekerasan.