Dinilai Keliru Soal Dukungan Tambang di Linge, Aktivis Perempuan Aceh Angkat Bicara
Berita Baru, Banda Aceh – Pernyataan yang dilontarkan oleh Dewan Adat Gayo untuk mendukung adanya tambang emas di daerah linge, dengan iming-iming tidak merusak lingkungan mendapat kecaman dari berbagai pihak, salah satunya dari Aktivis Perempuan Aceh Meli Saputri.
Padangan Melli terkait pernyataan Ketua Dewan Adat Gayo sudah merusak hati masyarakat gayo pasalnya dalam kalimat pernyataan, Ketua DAG meyetujui adanya tambang tersebut di wilayah Tengah Aceh tersebut.
Dalam press release yang di terima pada Rabu, (18/12/2019), Meli menjelaskan, jika di katakan kami tidak menginginkan masyarakat Linge tidak sejahtera itu salah, karena pemerintah yang berperan besar di sana.
“Kenapa mereka tidak mencoba memberikan bantuan kesana, dan kenapa harus terlalu berharap sekali dengan adanya tambang di sana, berarti tidak sejahtera nya mereka karena pemerintah tidak melirik kehidupan yg ada di sana,” Tegas Meli.
menurut Meli yang selama ini kerap menggelar aksi tolak tambang, kehadiran Tambang tersebut berdampak menyebabkan penyakit, merusak lingkungan, dan merusak tanaman kopi bahkan tidak menjamin kesejahteraan terhadap masyarakat gayo di linge, jika hasil alam sudah di kuras, bumi gayo rusak siapa yang akan bertanggung jawab.
“Saya setuju dengan yang di katakan oleh bapak salman yoga bahwa perkataan Ketua Adat Gayo itu adalah nafsu semata, sekali lagi kami tetap menolak tegas kehadiran tambang emas di Gayo apalagi tidak terjamin jika kuburan nenek moyang tidak tersentuh sedikit pun, atau mereka tidak tau mengenai situs sejarah gayo atau buta akan sejarahnya sendiri,” katanya.
Tambang ini adalah nafsu semata, jelas Meli, boleh jadi tambang akan mempekerjakan sebagian dari masyarakat di sana, apakah akan seterusnya atau hanya 1-2 tahun saja, kita harus berpikir kedepannya.
“Apakah kita mau jadi penonton di rumah sediri,” tulis Meli dalam akhir pers rilisnya.