India Borong Minyak Rusia
Berita Baru, Internasional – Akibat sanksi yang dijatuhkan secara ketat oleh Barat, Rusia kini mencari pasar baru untuk ekspor minyaknya. India adalah negara yang mengambil keuntungan dari potongan harga untuk meningkatkan impor minyak Rusia.
Namun demikian, AS telah mengatakan bahwa meskipun impor minyak ini tidak melanggar sanksi, membeli minyak Rusia berarti mendukung invasi yang jelas-jelas memiliki dampak menghancurkan.
Dilansir dari BBC, India adalah konsumen minyak terbesar ketiga di dunia setelah AS dan China, dengan lebih dari 80% di antaranya diimpor.
Pada tahun 2021, India membeli sekitar 12 juta barel minyak dari Rusia, hanya 2% dari total impornya. Sejauh ini pasokan terbesar tahun lalu datang dari Timur Tengah, dengan jumlah yang signifikan juga dari AS dan Nigeria.
Tapi kontrak untuk Maret dan April sudah mencapai enam juta barel, menurut data yang dikumpulkan oleh Kpler, sebuah kelompok riset komoditas.
Setelah invasinya ke Ukraina, konsumen minyak mentah Ural Rusia anjlok dan harganya telah menurun.
“Meskipun kami tidak tahu harga pasti yang dibayar India, diskon Ural untuk minyak mentah Brent (patokan global) pada minggu lalu telah naik menjadi sekitar $30 per barel,” kata Matt Smith, seorang analis di Kpler.
Kedua jenis minyak mentah ini biasanya dijual dengan harga yang sama.
Tetapi pada satu titik di bulan Maret, ketika harga Ural terus turun, perbedaan di antara mereka mencapai rekor sepanjang masa, tambahnya.
“Jadi India dan China kemungkinan akan membeli setidaknya sebagian dari minyak mentah (Rusia) ini dengan diskon yang signifikan,” katanya.
Apa dampak sanksi keuangan?
Perusahaan penyulingan besar India menghadapi tantangan untuk mencoba membiayai pembelian yang didiskon ini, karena sanksi terhadap bank Rusia. Ini adalah masalah yang dihadapi perdagangan di kedua arah.
Analis keuangan Bloomberg memperkirakan bahwa eksportir India ke Rusia saat ini sedang menunggu pembayaran yang setara dengan sekitar $500 juta (£381.5m).
Salah satu opsi yang dilihat India adalah sistem transaksi berdasarkan mata uang lokal, di mana eksportir India ke Rusia dibayar dalam rubel, bukan dolar atau euro.
Menurut analis di Refinitiv, impor minyak India dari AS telah naik secara signifikan sejak Februari.
Namun, analis pasar mengatakan ini mungkin tidak berkelanjutan di masa depan karena AS berusaha menggunakan produksi minyak domestiknya untuk menggantikan pasokan dari Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Ada juga saran bahwa perdagangan dengan Iran dapat dilanjutkan di bawah mekanisme barter yang dapat digunakan kilang minyak India untuk membeli minyaknya. Pengaturan ini berhenti tiga tahun lalu, ketika AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Tetapi ini tidak mungkin dilanjutkan tanpa kesepakatan yang lebih luas yang dicapai dalam negosiasi internasional dengan Iran mengenai program nuklirnya.