Situasi Hari Ke-31 Perang Ukraina, Mulai dari Peperangan Hingga Dampak Ekonomi
Berita Baru, Kiev – Perang Ukraina memasuki bulan kedua, sejak Rusia melakukan agresi militer ke Ukraina pada 24 Ferbruari 2022. Rusia mengatakan bahwa operasi militer fase pertamanya telah selesai dan akan fokus pada “pembebasan” wilayah Donbas timur Ukraina.
Berikut ini adalah peristiwa penting di hari Sabtu 26 Maret 2022, hari ke-31 perang Ukraina:
Peperangan dan Diplomasi
- Rusia mengatakan fase pertama operasi militernya sebagian besar telah selesai dan akan fokus pada “membebaskan” wilayah Donbas timur Ukraina yang memisahkan diri. Atas hal ini, para analis mengatakan mungkin itu hanya pengalihan untuk menyelamatkan Pemimpin Rusia Vladimir Putin atas “kegagalannya” di beberapa kota di Ukraina.
- Pasukan Rusia mulai tertekan. Banyak negara-negara tak hanya mengutuk dan memberikan sanksi pada Rusia. Namun juga, beberapa negara seperti Amerika Serikat dan beberapa negara NATO mulai mempercepat pengiriman senjata dan pasokan militer ke Ukraina.
- Perang Ukraina mulai merembet ke wilayah Jepang. Menurut laporan dari salah satu media Jepang, Rusia sedang melakukan latihan militer di pulau-pulau yang diklaim oleh Jepang. Langkah itu terjadi setelah Rusia memutuskan untuk menghentikan “pembicaraan damai” dengan Jepang, sebagai imbas sanksi-sanksi yang diberikan Jepang pada Rusia.
- Serangan Rusia di Ukraina telah memicu tuduhan bahwa Rusia melakukan kejahatan perang dengan membunuh warga sipil, baik dengan sengaja atau dengan tembakan sembarangan.
- Di kota utara Chernihiv, pasukan Rusia sengaja menargetkan tempat penyimpanan makanan, kata seorang pejabat setempat.
Korban dan Pengungsi
- Tiga ratus orang mungkin tewas dalam pemboman teater Mariupol, kata pejabat setempat. Rusia mengatakan 1.351 tentaranya tewas sejak perang dimulai pada 24 Februari, sementara PBB mengatakan telah mengkonfirmasi 1.081 kematian warga sipil di Ukraina.
- Setidaknya 34 serangan terhadap fasilitas medis Ukraina telah dilakukan oleh pasukan Rusia, menurut The Associated Press.
- Sejauh ini, Perang di Ukraina telah menewaskan 136 anak sejauh ini, kata kantor kejaksaan Ukraina, dan jumlah anak-anak yang terluka mencapai 199.
- Diperkirakan lebih dari 130.000 orang tetap berada di kota, yang memiliki populasi sebelum perang 285.000.
- Sekitar 3,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina, yang memiliki populasi sebelum perang sebanyak 44 juta.
- PBB sedang menyelidiki tuduhan bahwa warga sipil dipindahkan secara paksa dari kota selatan Mariupol yang terkepung ke Rusia.
- Presiden AS Joe Biden berada di Polandia untuk memberikan penghormatan kepada negara yang telah menampung lebih dari dua juta pengungsi Ukraina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
- Biden bertemu dengan para pengungsi dan akan menyampaikan pidato tentang upaya bersatu untuk mendukung rakyat Ukraina, dan meminta pertanggungjawaban Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Dampak Ekonomi
- AS dan Uni Eropa telah mengumumkan langkah untuk lebih menekan Rusia secara ekonomi — kemitraan untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada energi Rusia dan mengeringkan miliaran dolar yang diperoleh Rusia dari penjualan bahan bakar. AS akan memasok Eropa dengan lebih banyak gas alam cair untuk membantu mengekang ketergantungan pada Rusia.
- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan upaya Barat untuk memberikan sanksi kepada Rusia secara internasional sebagai “perang total”. Dia mengatakan tujuannya adalah “untuk menghancurkan, meluluhlantakkan, memusnahkan, mencekik ekonomi Rusia, dan Rusia secara keseluruhan”.
- Menteri ekonomi Jerman mengatakan negaranya telah menjalin kontrak dengan pemasok baru yang akan memungkinkannya untuk secara signifikan mengurangi ketergantungannya pada batu bara, gas, dan minyak Rusia dalam beberapa minggu mendatang.
- Perang mendorong harga komoditas naik dan kemungkinan akan mengurangi prospek pertumbuhan global, kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
- Kelompok Sinopec yang dikelola negara China menangguhkan pembicaraan untuk investasi petrokimia besar dan usaha pemasaran gas di Rusia, sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters, mengindahkan seruan pemerintah untuk berhati-hati ketika sanksi Barat meningkat.
Laporan ini diperbarui pada 26 Maret 2022, 16.03 WIB.