Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilustrasi metaverse
Ilustrasi metaverse. (Foto: Istimewa)

Ketertarikan Masyarakat Terhadap Metaverse Turun?



Berita Baru, Jakarta – Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan bahwa tren daily percakapan tentang ‘metaverse’ saat ini stagnan atau tidak memperlihatkan kenaikan signifikan.  

“Trend percakapan tentang “metaverse” yang dimonitor Drone Emprit (DE) sejak akhir Januari 2022 hingga sekarang tidak memperlihatkan tren daily yang naik signifikan. Cenderung naik-turun biasa,” tulis Ismail Fahmi dalam akun Twitter pribadinya, Senin (21/3).

Menurutnya, berdasar hasil analisis Drone Emprit di media sosial, khususnya di Twitter, metaverse yang paling banyak di-retweet dimanfaatkan untuk iklan.

“Kebanyakan dipakai iklan. Kalau melihat most retweeted tentang metaverse, kebanyakan isinya iklan NFT, Airdrop, Game AR/VR, Giveaway, … yang memanfaatkan tagar metaverse,” urai Ismail.

Lebih lanjut Ia menyebut, Drone Emprit menangkap 154 ribu lebih akun di seluruh dunia memention metaverse, 2,75 persen dari jumlah tersebut berhasil diidentifikasi karakter bot-nya, dan hasilnya cukup banyak akun yang sifatnya seperti cyborg.

“Dari total 154 ribu lebih akun di seluruh dunia yang memention metaverse dan yang tertangkap Drone Emprit, sebanyak 2.75% berhasil dianalisis karakter bot-nya, ternyata yang sifatnya mendekati cyborg (score 2 sd 4) cukup tinggi. Cyborg ini mungkin buat jualan,” ungkapnya.

Adapun berdasar top hashtags, lanjutnya, metaverse banyak diasosiasikan dengan NFT, Airdrop, Giveaway NFT, crypto, blockchain, bitcoin, gaming, ethereum.

Ismail juga mengungkap, google trends menunjukan minat pencarian di seluruh dunia tentang metaverse mulai turun sejak Februari 2022. “Tren pencarian tentang NFT turun drastis sejak akhir Januari 2022,” tuturnya,

“Sementara begitu hasil monitoring DE. Kita akan lihat bagaimana trend ke depan. Saya ndak mau bicara tentang Metaverse di forum apapun. Tapi saya tetap memonitor Metaverse,” pungkas Ismail.

Penjelasan Ismail Fahmi itu diungkap untuk mengkonfirmasi pemberitaan forbes.com terkait ketertarikan masyarakat terhadap metaverse yang turun dengan cepat akhir-akhir ini.