Perang di Depan Pintu, Moldova Ajukan Diri Bergabung dengan Uni Eropa
Berita Baru, Chisinau – Invasi Rusia ke Ukraina yang masif membuat pemerintah Moldova ajukan diri bergabung dengan Uni Eropa secara resmi pada Kamis (3/3).
Dokumen pengajuan diri tersebut ditandatangani langsung Presiden Moldova Maia Sandu, perdana menteri dan ketua parlemen selama pengarahan di ibukota Chisinau, sebuah langkah yang menunjukkan sikap keberpihakan Moldova pada Barat.
Selama pengarahan, para politisi pro-Rusia dan pro-Uni Eropa telah bersaing untuk mendapatkan kendali sejak Moldova memenangkan kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991.
“Butuh waktu 30 tahun bagi Moldova untuk mencapai kedewasaan, tetapi hari ini negara itu siap untuk bertanggung jawab atas masa depannya sendiri,” kata Sandu, sebelum mengacungkan dokumen yang ditandatangani ke kamera televisi, dikutip dari Reuters.
Langkah Sandu dilakukan beberapa hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menandatangani permintaan untuk segera menjadi anggota Uni Eropa saat pasukan Ukraina berupaya menghalau gempuran militer Rusia.
Di pihak lain, Rusia menentang keras sikap Uni Eropa untuk bergerak ke timur, utamanya NATO, sebagaimana permintaan Putin, agar NATO menghentikan ekspansinya ke timur.
“Kami ingin hidup damai, sejahtera, menjadi bagian dari dunia bebas. Sementara beberapa keputusan membutuhkan waktu, yang lain harus dibuat dengan cepat dan tegas, dan memanfaatkan peluang yang datang dengan dunia yang berubah,” kata Sandu.
Dokumen pengajuan tersebut akan dikirim ke markas utama Uni Eropa di Brussel dalam beberapa hari mendatang.
Secara teknis, pengajuan untuk dapat bergabung dengan Uni Eropa memerlukan waktu bertahun-tahun karena negara yang mengajukan perlu menyelaraskan undang-undangnya dengan negara-negara anggota, yang kini berjumlah 27 negara.
Namun, di tengah agresi militer Rusia, pengajuan mungkin dapat dipercepat sebagaiman mana Ukraina yang juga mengajukan diri bergabung.
Para pemimpin Uni Eropa mungkin membahas permintaan Ukraina pada pertemuan puncak informal bulan depan, kata para diplomat.