Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Menlu Iran Amir-Abdollahian bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres pada 19 Februari 2022. Foto: IranItl.
Menlu Iran Amir-Abdollahian bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres pada 19 Februari 2022. Foto: IranItl.

Menlu Iran: Masih Diperlukan Pembicaraan Lebih Lanjut untuk Pulihkan JCPOA



Berita Baru, Teheran – Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan masih diperlukan pembicaraan lebih lanjut untuk untuk mengklarifikasi komitmen internasional dalam memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pembicaraan lebih lanjut diperlukan “dengan berbagai negara untuk dipersiapkan untuk … mengimplementasikan kesepakatan yang dicapai berdasarkan kesepakatan 2015,” kata Hossein Amir-Abdollahian, sebagaimana dikutip dari kantor berita resmi Iran, IRNA, Sabtu (19/2).

“Kemajuan signifikan dalam proses negosiasi, tetapi pihak lain masih harus mengamankan hak dan kepentingan sah Iran dalam beberapa masalah utama,” kata Amir-Abdollahian.

Pembicaraan lebih lanjut, lanjutnya, harus mencakup “kerja sama internasional” dan kebijakan luar negeri Teheran.

Sebelumnya, Reuters mengatakan urutan langkah dalam memulihkan JCPOA akan dimulai dengan fase di mana Iran menangguhkan pengayaan uranium di atas 5 persen dan Amerika Serikat mencabut ancamannya untuk memberikan sanksi kepada bank-bank Korea Selatan atas pemulangan aset Iran senilai $7 miliar.

Namun, AS mengatakan tidak akan mencabut sanksi ‘tekanan maksimum’ terhadap ekspor minyak Iran. Laporan itu juga menyarankan pertukaran tahanan antara AS dan Iran dapat dimasukkan.

Lebih lanjut, Amir-Abdollahian menggarisbawahi “kualitas kesepakatan” dan “elemen waktu”.

“Teheran memperhatikan kualitas kesepakatan dan elemen waktu,” katanya. “Jika tuntutan sah Iran diperhitungkan hari ini, kesepakatan dapat dicapai di Wina.”

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada Konferensi Keamanan Munich hari Sabtu (19/2) bahwa waktu untuk menghidupkan kembali JCPOA hampir habis.

“Kami sekarang memiliki kesempatan untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan pencabutan sanksi,” kata Scholz.

“Tetapi jika kami tidak berhasil dengan cepat, negosiasi berisiko gagal. Kepemimpinan Iran punya pilihan. Sekarang adalah saat yang tepat,” imbuhnya.