Ukraina Akan Tingkatkan Jumlah Militer Sebesar 100.000 Pasukan
Berita Baru, Kyiv – Ukraina akan tingkatkan jumlah militer sebesar 100.000 pasukan selama tiga tahun, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kepada parlemen, Selasa (1/2).
Presiden Zelenskiy juga mengatakan ekonomi Ukraina masih stabil dan mendesak anggota parlemen untuk tetap bersatu dan tidak menabur kepanikan tentang ancaman serangan militer Rusia.
Dia berharap tanggal putaran pembicaraan damai lainnya dengan Rusia, Prancis dan Jerman akan segera disepakati.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah berdebat tentang krisis Ukraina di Dewan Keamanan PBB, di mana AS memperingatkan perang “mengerikan” jika Rusia memutuskan untuk menyerang Ukraina dan sementara Rusia lebih memilih untuk mengecilkan ancaman konflik militer.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB selama sesi terbuka khusus pada hari Senin (31/1) bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengancam keamanan global.
“Rekan-rekan, situasi yang kita hadapi di Eropa mendesak dan berbahaya, dan taruhan untuk Ukraina dan untuk setiap negara anggota PBB tidak bisa lebih tinggi lagi,” kata Thomas-Greenfield, dikutip dari Al Jazeera.
Greenfield juga memperingatkan konsekuensi “mengerikan” jika Rusia menyerang Ukraina.
“Tindakan Rusia menyerang jantung piagam PBB. Ini jelas dan konsekuensial sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan seperti yang bisa dibayangkan siapa pun,” imbuhnya.
Militer Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan negara itu dengan Ukraina, memicu krisis diplomatik dan meningkatkan kekhawatiran AS dan Eropa bahwa RUsia mungkin bersiap untuk invasi yang akan segera terjadi.
Rusia telah membantah berencana untuk menyerang, tetapi dengan keras menentang upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Rusia juga menginginkan jaminan keamanan bahwa aliansi yang dipimpin AS itu akan menghentikan ekspansinya ke bekas republik Soviet, tetapi Washington dan NATO telah menolak permintaan tersebut sebagai “non-starter”.
Sementara itu, utusan Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya menuduh AS dan sekutunya menghidupkan ancaman perang.
“Diskusi tentang ancaman perang sangat provokatif. Anda hampir menyerukan ini. Anda ingin itu terjadi. Anda menunggu itu terjadi seolah-olah Anda ingin membuat kata-kata Anda menjadi kenyataan,” kata Nebenzya dalam pertemuan Dewan Keamanan.
“Ini terlepas dari kenyataan bahwa kami terus-menerus menolak tuduhan ini, dan ini terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada ancaman invasi yang direncanakan ke Ukraina dari bibir politisi atau tokoh publik Rusia selama periode ini,” imbuhnya.