Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Foto: Reuters.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Foto: Reuters.

Mulai Pulih, Presiden Kazakhstan Sebut Pihaknya Lolos dari Percobaan Kudeta



Berita Baru, Nursultan – Pada hari Senin (10/1), saat kondisi mulai pulih, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil melewati upaya kudeta yang terorganisir.

Hal itu disampaikan Presiden Tokayev setelah pemerintahannya digempur protes keras yang berujung kerusuhan di hampir seluruh negara lantaran dipicu oleh harga bahan bakar yang menjulang tinggi.

“Dengan kedok protes spontan, gelombang kerusuhan pecah … menjadi jelas bahwa tujuan utama protes tersebut adalah untuk merusak tatanan konstitusional dan untuk merebut kekuasaan. Kita berbicara tentang upaya kudeta,” katanya, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ia mengatakan hal tersebut dalam sebuah pidato di pertemuan virtual dengan aliansi militer The Collective Security Treaty Organization (CSTO) Rusia, menambahkan bahwa keadaan Kazakhstan mulai dipulihkan.

Namun, Presiden Tokayev menggarisbawahi bahwa perburuan “teroris” masih dilanjutkan.

Aksi protes yang berlangsung sejak awal tahun dan berlangsung seminggu lebih ditunjukkan secara khusus pada Presiden Tokayev, yang telah menggantikan presiden sebelumnya, yaitu Nursultan Nazarbayev.

“Pukulan utama ditujukan terhadap kota Almaty. Jatuhnya kota ini akan membuka jalan bagi pengambilalihan wilayah selatan yang padat penduduknya dan kemudian seluruh negeri,” katanya.

Dampak dari aksi protes yang berujung pada kekerasan tersebut, setidaknya enam belas anggota pasukan keamanan tewas, sementara jumlah korban sipil masih diperiksa, menurut keterang Presiden Tokayev.

“Kemudian mereka berencana untuk merebut ibu kota,” imbuhnya.

Presiden Tokayev juga mengatakan bahwa operasi melawan terorisme skala besar akan segera berakhir bersama dengan misi CSTO yang katanya berjumlah 2.030 tentara dan 250 perangkat keras militer.

Selain itu, Presiden Tokayev membela keputusannya untuk mengundang pasukan pimpinan Rusia ke negara itu dan mengatakan bahwa keraguan atas legitimasi misi itu berasal dari kurangnya informasi.

Selanjutnya, Presiden Tokayev juga menegaskan bahwa pemerintahannya akan segera memberikan bukti kepada masyarakat internasional tentang apa yang telah terjadi.