Dianggap Sebarkan Hoaks COVID-19, Twitter Blokir Permanen Akun Majorie Greene
Berita Baru, Washington – Twitter blokir permanen akun Majorie Greene lantaran mencuit berulang kali yang melanggar kebijakan misinformasi media sosial tentang COVID-19.
Politikus yang biasa dikenal dengan MTG itu merupakan salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik Amerika Serikat (AS) dari daerah pemilihan kongres ke-14 GA.
Perempuan yang dikenal sebagai MTG juga merupakan pendukung kuat mantan Presiden Donald Trump.
Dengan demikian, ia merupakan anggota DPR AS yang pertama kali Twitter-nya diblokir secara permanen.
Twitter sebelumnya telah mengeluarkan penangguhan jangka pendek untuk akun Greene, @mtgreenee, karena mencuit tentang COVID yang disebutnya “menyesatkan”.
Setidaknya dua anggota DPR dari Partai Republik telah menerima penangguhan sementara di Twitter, yaitu Jim Banks dan Barry Moore.
“Twitter adalah musuh bagi Amerika dan tidak dapat menangani kebenaran,” kata Greene dalam sebuah pernyataan di aplikasi perpesanan Telegram, dilansir dari Reuters.
Ia menambahkan bahwa platform media sosial “tidak dapat menghentikan kebenaran agar tidak menyebar jauh dan luas. Big Tech tidak dapat menghentikannya, tidak dapat hentikan kebenaran. Demokrat Komunis tidak bisa menghentikan kebenaran.”
Meski demikian, akun resmi anggota kongres, @ReptMTG, yang memiliki 390.000 pengikut tetap aktif di Twitter. Sementara akun Majorie Greene mempunyai 465.000 pengikut.
Greene telah mendapat kecaman sebelumnya karena komentar tentang pandemi.
Juni lalu dia meminta maaf setelah membandingkan persyaratan masker dan vaksinasi COVID-19 dengan Holocaust yang menewaskan 6 juta orang Yahudi.
Januari 2021, Twitter juga menangguhkan sementara akun Greene setelah dia berdebat dengan pejabat pemilihan negara bagian atas tuduhan penipuan pemilih. Di samping itu, Twitter dan beberapa platform media sosial lainnya juga memblokir akun media sosial Presiden Donald Trump dari layanan mereka setelah para pendukungnya menyerang US Capitol dalam kerusuhan mematikan pada 6 Januari 2021.