Pidato Penutup Tahun, Kim Jong Un Lebih Banyak Bicara Tentang Makanan Ketimbang Nuklir
Berita Baru, Pyongyang – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un lebih banyak bicara tentang makanan ketimbang nuklir dalam pidatonya yang mengakhiri tahun ke-10 kekuasaannya pada Jumat (31/12/2021), menurut laporan media pemerintah KCNA.
Dalam pidatonya, Kim menegaskan bahwa tujuan utama Korea Utara untuk tahun 2022 adalah memulai pembangunan ekonomi dan meningkatkan kehidupan masyarakat lantaran tengah menghadapi “perjuangan hidup dan mati yang hebat”.
Kim tidak banyak bicara tentang nuklir yang sedang menjadi pusat perhatian dunia terutama terkait dengan kesepakatan nuklir. Kim juga tidak banyak menyebutkan secara spesifik tentang Amerika Serikat, dengan hanya mengacu pada diskusi yang tidak ditentukan tentang hubungan antar-Korea dan “urusan luar”.
Fokus domestik pidato tersebut menggarisbawahi masalah ekonomi yang dihadapi Kim di dalam negeri, di mana pembatasan atau lockdown telah membuat Korea Utara lebih tertutup daripada sebelumnya.
“Tugas utama yang dihadapi Partai dan rakyat kita tahun depan adalah memberikan jaminan yang pasti untuk pelaksanaan rencana lima tahun dan membawa perubahan yang luar biasa dalam pembangunan negara dan standar hidup rakyat,” kata Kim dikutip dari KCNA.
Kim menghabiskan sebagian besar pidatonya merinci masalah domestik dari rencana ambisius untuk pembangunan pedesaan hingga pola makan masyarakat, seragam sekolah dan kebutuhan untuk menindak “praktik non-sosialis.”
Namun, beberapa pengamat mengatakan pidato itu hanya untuk kepentingan pupulis, seperti yang diungkapkan oleh Chad O’Carroll, pendiri NK News, situs web berbasis di Seoul yang fokus tentang Korea Utara. Ia mengkritisi pidato tersebut dalam sebuah utas panjang.
“Secara keseluruhan, Kim mungkin sadar bahwa mengungkapkan rencana pengembangan militer yang canggih sementara orang-orang menderita kekurangan makanan dan kondisi yang keras di luar Pyongyang mungkin bukan ide yang bagus tahun ini,” tulisnya di Twitter, Jumat (31/12/2021).
Terkait dengan kemiliteran, Kim hanya menybutkan bahwa pengembangan “satu demi satu sistem senjata ultra-modern” merupakan pencapaian besar tahun lalu dan lebih menyerukan penguatan pertahanan nasional untuk menghadapi situasi internasional yang tidak stabil.