8 Bulan Setelah Kudeta, Serangan Militer Terus Terjadi di Myanmar
Berita Baru, Internasional – Sudah 8 bulan lebih sejak kudeta militer pada Februari kepada pimpinan terpilih, Aung san Suu Kyi, Myanmar kini berada dalam krisis kemanusiaan yang kian parah.
Dalam sebuah unggahan akun Twitter @NHKWORLD_News pada 29 November 2021 menunjukkan sebuah video serangan junta di Negara Bagian Chin, Myanmar.
Video berdurasi 2 menit 18 detik itu memperlihatkan Negara Bagian Chin yang bergolak, di mana militer melakukan erangan ofensif. Kelompok hak asasi manusia setempat mengatakan bahwa lebih dari 160 rumah dan 2 gereja dibakar di kota Thantalang dalam insiden tersebut, tetapi junta menyangkal.
“Tentara melancarkan serangan besar-besaran dan menguasai kota mindat. kami dapat berbicara dengan seorang wanita lokal. militer memeriksa ponsel kami. jika kita menulis sesuatu yang mengkritik militer, kita akan segera ditangkap,” kata seorang wanita yang diwawancarai dalam video tersebut.
“Sebelum kudeta, semua toko buka. Kota itu cukup ramai. ramai dengan mobil dan motor. Namun kini telah berubah lebih dari yang pernah saya bayangkan. Sudah lebih dari 37.000 orang telah mengungsi di barat laut,” tambahnya.
Setelah kudeta pada Februari, gelombang protes terjadi di hampir seluruh Myanmar hingga puluhan kali. Warga melakukan protes secara damai, tetapi setelah terjadi tindakan keras dari militer, mereka membentuk kekuatan pertahanan.
Admin @NHKWORLD_News mengatakan bahwa video tersebut didapatkan dari rekaman penduduk setempat.
Dr. Sasa, Menteri Persatuan Kerjasama Internasional sekaligus Juru Bicara Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, dan Utusan Khusus Myanmar untuk PBB juga turut berkomentar dalam insiden tersebut dan membagikan video dari @NHKWORLD_News.
“Genosida lain akan datang,” kata Dr. Sasa. “Kami membutuhkan komunitas internasional untuk membantu kami, Karena kita tidak berdaya sekarang.”