Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

656 Orang Huni Kerangkeng Bupati Langkat Sejak 2010
Keberadaan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat Nonaktif (Foto: Istimewa)

656 Orang Huni Kerangkeng Bupati Langkat Sejak 2010



Berita Baru, Jakarta – penyelidikan yang dilakukan Polda Sumatera Utara terkait keberadaan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin menemukan fakta baru.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak mengatakan sejauh ini diketahui sudah 656 orang yang pernah menghuni bangunan berkerangkeng di dalam rumah pribadi Terbit itu.

“Kita juga dalami terkait dokumen yang berkaitan dengan penitipan orang masuk ke sana. Penyidik sudah mendapatkantotalnya ada 656 orang sejak tahun 2010,” katanya Sabtu (29/01/2021).

Menurut Panca, orang orang yang dititipkan di sana tak semua berasal dari korban penyalahgunaan narkoba. Akan tetapi dari berbagai latarbelakang berbeda atau disebut dengan orang-orang yang nakal.

“Dari dokumen saya menemukan mereka yang tinggal di sana pengguna narkoba. Ada juga tidak pengguna narkoba, tetapi orang orang nakal. Kemudian setelah “sembuh”, dia menjadi pembina mereka, istilahnya itu kalapas,” jelas Panca.

Selain itu, orang-orang yang menghuni kerangkeng juga mengalami tindak kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya korban. Korban tewas di kerangkeng itu diduga lebih dari satu. Mereka dikubur di sejumlah tempat.

“Kita menemukan terjadinya kekerasan terhadap orang yang dititipkan, orang yang masuk, orang yang dibina di sana. Kami sedang dalam proses pendalaman. Termasuk tempat tempat nya. Kita sudah menemukan tempat pemakamannya,” terangnya

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam menambahkan penghuni kerangkeng mengalami kekerasan paling intensif ketika proses awal masuk ke lokasi itu.

“Kalau lihat pola terjadinya, ketika mendapat berbagai keterangan dan berbagai informasi, ada satu pola di mana saat saat terjadinya kekerasan yang paling intensif adalah ketika proses awal orang masuk ke sana. Ketika sudah prosesnya sudah agak lama sudah berkurang mendapatkan kekerasan. Itu temuan faktual yang terpola,” kata dia.