6 Pesan Penting dari “Tune in For Love” yang Bakal Relate Denganmu
Berita Baru, Entertainment – Film “Tune in For Love” mempertemukan kembali Kim Go-eun dan Jung Hae-in. Jika pada drama Goblin: The Lonely and Great God (2016) mereka tak bisa bersatu, di film ini keduanya punya kesempatan memadu kisah kasih bersama. Bukan sekadar drama romantis, cerita “Tune in For Love” mengingatkan kita pada hal-hal yang penting untuk diperhatikan.
Perhatikan lingkungan pertemananmu
Akan lebih baik kalau Cha Hyun-woo membatasi pertemanan dengan geng SMA-nya. Karena, mereka tampak bermasalah. Ketika ‘reuni’ di toko roti Mi-soo, mereka membuat kericuhan dan bersikap tidak sopan. Ketika salah satu dari temannya mengajak Hyun-woo bekerja di pusat kebugaran, Hyun-woo sudah merasa ada yang tak beres. Firasatnya benar, Hyun-woo mengalami perkelahian yang membuatnya kembali berurusan dengan kantor polisi.
Sayangnya, meski tahu bahwa teman-temannya itu bermasalah, Hyun-woo tetap berteman dengan mereka untuk beberapa saat, sebelum akhirnya ia menghindari geng tersebut. Penting bagi kita untuk memperhatikan seperti apa lingkaran pertemanan kita agar tidak kerepotan dalam masalah.
Terima kesalahan diri
Hyun-woo tidak bisa sepenuhnya terbuka dengan Mi-soo, terutama menyangkut masa lalunya yang kelam; sebuah kesalahan yang membuatnya dipenjara dan berhenti sekolah. Ketika akhirnya Mi-soo mengetahui apa yang terjadi dengan caranya sendiri, emosi Hyun-woo meluap.
Kesalahan itu nampaknya jadi kelemahan terbesar Hyun-woo. Ia bahkan bertengkar hebat dan berpisah dengan Mi-soo. Padahal, jika Hyun-woo mau bersabar menghadapi trauma itu dan menerima bahwa ia dan gengnya memang melakukan kesalahan dan tak merasa baik-baik saja, barangkali ia dan Mi-soo tak perlu terpisah.
Tapi emosi Hyun-woo bisa dipahami. Semua orang memiliki pilihannya ketika menghadapi trauma masa lalu, kan?
Tak masalah jika kamu merasa begitu buruk
Mi-soo dan Hyun-woo akhirnya terhubung melalui e-mail, namun Mi-soo tak mau bertemu Hyun-woo. Dalam e-mail ia menulis, dirinya sedang merasa sangat buruk dan dipenuhi kecemasan. Sampai-sampai ia berkata pada Hyun-woo, “Hubungi aku ketika ada kabar baik.”
Merasa relate nggak, sih? Benar, semua orang punya perasaan buruk dalam dirinya. Dan perasaan itu harus divalidasi, diterima dengan baik, dinikmati, asal jangan lupa tetap melangkah dan optimis menjalani hidup.
Kerja keras dan pembaruan dalam hidup
Lihat kan, bagaimana Hyun-woo bertahan hidup dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain? Mulanya, ia tak memiliki sertifikat lulus sekolah. Ia pun mengejar ujian paket untuk bisa dapat ijazah SMA. Ketika Mi-soo mulai bekerja di sebuah perusahaan media, Hyun-woo bekerja sebagai petugas pemindahan furnitur dari rumah ke rumah. Ketika Mi-soo pindah bekerja di penerbit buku, Hyun-woo memperbarui pengalamannya dengan bergabung di sebuah start-up di bidang pengeditan video.
Selangkah demi selangkah, Mi-soo mendapatkan lingkungan pekerjaan yang mengapresiasi dirinya. Hyun-woo juga mendapat apa yang ia mau: kehidupan yang normal. Semua itu terjadi dengan usaha yang tak terputuskan.
Ketulusan mengalahkan darah
Siapa yang dari awal kena prank dan percaya bahwa Eun-ja dan Mi-soo memiliki relasi ibu dan anak? Nyatanya, mereka tidak berhubungan darah. Eun-ja adalah orang kepercayaan ibu Mi-soo yang mengurus toko roti Mi-soo selepas ibunya tiada.
Menghabiskan hari bersama membuat mereka menjadi begitu dekat, bagaimana ibu dan anak. Relasi baik itu terus terjalin, bahkan setelah Eun-ja menikah dan memiliki warung mie sendiri.
Perkataan baikmu berharga buat orang lain
Ingat nggak, di adegan menjelang ending, ketika Mi-soo bertandang ke warung mie milik Eun-ja, ia mendengar Eun-ja bercerita tentang Hyun-woo. Mi-soo nampak tak nyaman karena ia baru saja mencampakkan Hyun-woo.
Eun-ja menceritakan, Hyun-woo berterima kasih karena Eun-ja mempercayainya dan membolehkannya bekerja di toko roti Mi-soo dahulu kala. Kepercayaan Eun-ja itu sangat berarti, karena sebelumnya tak ada yang mempercayai Hyun-woo. Bahkan nenek, bibi, dan gurunya tak mempercayai Hyun-woo.
Kalimat yang Eun-ja katakan kepada Hyun-woo, “Aku mempercayaimu,” bermakna besar bagi Hyun-woo. Ia tak pernah melupakan momen tersebut. Itulah kenapa, kamu perlu berlaku dan bersikap baik pada orang lain. Itu pasti sangat bermakna bagi mereka.